Singaraja (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali melalui Dinas Kelautan dan Perikanan setempat membina delapan kelompok budidaya mutiara yang berasal dari nelayan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asing yang bergerak dalam bidang pengembangbiakan mutiara, perhiasan bernilai ekonomi tinggi itu.

"Pihaknya membina kelompok nelayan yang berada di kecamatan Gerokgak, Buleleng bagian barat, daerah yang memiliki potensi kelautan cukup banyak," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, Ir. I Nyoman Sutrisna, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya menerapkan empat pilar dalam melakukan pembinaan mutiara yakni peran serta pemerintah, swasta, para ahli untuk memberikan bimbingaan kepada kelompok nelayan, dan masyarakat.

"Kelompok nelayan melakukan budidaya, pemerintah membuat benih yang diberikan kepada masyarakat, beberapa perusahaan swasta memberikan sarana dalam proses pembudidayaannya itu. Konsep ini sebenarnya dipakai dalam proses pembudidayaan semua jenis potensi kelautan yang ada, namun, pihak kami baru menerapkan empat pilar ini kepada kelompok budidaya mutiara," kata dia.

Ia melanjutkan, beberapa perusahan pembudidayaan mutiara yang ada di Buleleng menggunakan tenaga lokal yang berasal dari daerah setempat dalam melakukan proses pembudidayaan itu sendiri, kebanyakan tenaga lokal itu tersebar di beberapa daerah di Kecamatan Gerokgak.

"Kami memiliki 25 tenaga penyuntik mutiara yang bersertifikat interansional berasal dari Desa Banyupoh, Gerokgak. Pihak kami melakukan pengawasan agar proses pembudidayaan mutiara di daerah itu melibatkan tenaga lokal sehingga masyarakat mendapat keuntungan," kata dia.

Nyoman Sutrisna mengatakan, kebanyakan pembudidaya mutiara melakukan produksi sampai tingkat sepat atau bakal mutiara dengan kurun waktu pertumbuhan selama empat tahun saja, setelah itu, sepat dikirim ke Papua yang merupakan pusat pengembangan mutiara di Indonesia. "Beberapa pembudidaya mengirim sepatnya ke luar daerah, tetapi ada pula perusahaan membudidayakan mutiara dari awal bibit sampai menjadi mutiara, yakni PT. Cendana, PT.OLIPO yang bekerja sama dengan kelompok-kelompok nelayan," imbuhnya.

Selain itu, ia mengungkapkan, pembudidayaan mutiara di Buleleng juga dikaitkan dengan bidang pariwisata yang sedang berkembang di daerah itu. "Wisatawan di sini akan disuguhkan suatu pengalaman yang unik, dimana pelancong bisa melihat proses pengolahan mutiara dari yang masih di dalam kerang sampai yang sudah jadi," kata dia. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015