Bandung (Antara Bali) - Humas dan Protokol Pemerintah Kota Denpasar melakukan studi banding ke Kota Bandung guna mempelajari penataan kota, antara lain perbaikan pertamanan serta fungsi adanya "Bandung Command Center" (BCC).
Ketua rombongan Ketut Mister yang juga Asisten I Sekda Pemerintah Kota Denpasar diterima Wali Kota Ridwal Kamil didampingi Kepala Bidang Telematika Pemkot Bandung Sri Dian Dini dan pejabat instansi terkait di ruang BCC, Jumat.
Ketut Mister mengatakan kehadiran rombongan Humas dan Protokol Pemkot Denpasar serta wartawan bertujuan untuk mengetahui perkembangan penataan pemerintahan Pemkot Bandung untuk bertukar pikiran dan pengalaman dalam pengelolaan peningkatan pelayanan melalui dunia teknologi informatika.
Ia mengatakan beberapa persamaan program Pemerintah Kota Bandung dan Pemkot Denpasar dalam merespon cepat pelayanan kepada masyarakat lewat program "smart city".
Hal itu pula tidak terlepas dari kesamaan permasalahan perkotaan antara Kota Bandung dan Kota Denpasar yang memiliki jumlah penduduk mencapai 800 ribu orang, tentu ini membawa dampak pada berbagai permasalahan sosial yang telah dilakukan pendekatan program "smart city" oleh Wali Kota Ida Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Wali Kota IGN Jaya Negara yakni melalui "Save Community", pengaduan rakyat online (Pro) Denpasar, ATCS dan berbagai program lainnya.
Pemkot Bandung dengan BCC serta Pemkot Denpasar lewat "Safe Community" Denpasar mengelola kegawatdaruratan yang terjadi dilingkungan masyarakat, seperti kebakaran, pohon tumbang maupun berbagai permaslahan kegawatdaruratan di Kota Denpasar.
Disamping itu dalam penanganan kepadatan arus lalu lintas melalui program ATCS Dinas Pehubungan Kota Denpasar bersama pihak kepolisian. Dengan fasilitas layar lebar diruang ATCS dapat melakukan pemantauan langsung ruas-ruas jalan yang terjadi kepadatan arus lalu lintas yang didukung oleh titik-titik CCTV.
Sementara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam sambutannya mengucapkan terimakasih yang telah memilih Pemkot Bandung sebagai tempat studi banding dengan melakukan peninjauan langsung di BCC.
Kota Bandung, menurut Ridwan Kamil dengan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta orang menyimpan berbagai persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan yang cukup krusial. Seperti kemacetan lalu lintas, banjir, pedagang kaki lima, dan sampah. Sehingga Pemkot Bandung telah mengupayakan secara sistematis dan berkelanjutan, antara lain melakukan pengawasan kota secara "realtime" dengan membangun BCC.
Dikatakan pengelolaan BCC dengan mengintegrasikan perangkat komputer CCTV dan infrastruktur penunjang lainnya untuk memantau keadaan Kota Bandung, seperti data cuaca, peta, video feed, special vehicles location, video analisis yang secara keseluruhan berorientasi kepada penguatan peran "smart city".(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Ketua rombongan Ketut Mister yang juga Asisten I Sekda Pemerintah Kota Denpasar diterima Wali Kota Ridwal Kamil didampingi Kepala Bidang Telematika Pemkot Bandung Sri Dian Dini dan pejabat instansi terkait di ruang BCC, Jumat.
Ketut Mister mengatakan kehadiran rombongan Humas dan Protokol Pemkot Denpasar serta wartawan bertujuan untuk mengetahui perkembangan penataan pemerintahan Pemkot Bandung untuk bertukar pikiran dan pengalaman dalam pengelolaan peningkatan pelayanan melalui dunia teknologi informatika.
Ia mengatakan beberapa persamaan program Pemerintah Kota Bandung dan Pemkot Denpasar dalam merespon cepat pelayanan kepada masyarakat lewat program "smart city".
Hal itu pula tidak terlepas dari kesamaan permasalahan perkotaan antara Kota Bandung dan Kota Denpasar yang memiliki jumlah penduduk mencapai 800 ribu orang, tentu ini membawa dampak pada berbagai permasalahan sosial yang telah dilakukan pendekatan program "smart city" oleh Wali Kota Ida Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Wali Kota IGN Jaya Negara yakni melalui "Save Community", pengaduan rakyat online (Pro) Denpasar, ATCS dan berbagai program lainnya.
Pemkot Bandung dengan BCC serta Pemkot Denpasar lewat "Safe Community" Denpasar mengelola kegawatdaruratan yang terjadi dilingkungan masyarakat, seperti kebakaran, pohon tumbang maupun berbagai permaslahan kegawatdaruratan di Kota Denpasar.
Disamping itu dalam penanganan kepadatan arus lalu lintas melalui program ATCS Dinas Pehubungan Kota Denpasar bersama pihak kepolisian. Dengan fasilitas layar lebar diruang ATCS dapat melakukan pemantauan langsung ruas-ruas jalan yang terjadi kepadatan arus lalu lintas yang didukung oleh titik-titik CCTV.
Sementara Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam sambutannya mengucapkan terimakasih yang telah memilih Pemkot Bandung sebagai tempat studi banding dengan melakukan peninjauan langsung di BCC.
Kota Bandung, menurut Ridwan Kamil dengan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta orang menyimpan berbagai persoalan sosial, ekonomi dan lingkungan yang cukup krusial. Seperti kemacetan lalu lintas, banjir, pedagang kaki lima, dan sampah. Sehingga Pemkot Bandung telah mengupayakan secara sistematis dan berkelanjutan, antara lain melakukan pengawasan kota secara "realtime" dengan membangun BCC.
Dikatakan pengelolaan BCC dengan mengintegrasikan perangkat komputer CCTV dan infrastruktur penunjang lainnya untuk memantau keadaan Kota Bandung, seperti data cuaca, peta, video feed, special vehicles location, video analisis yang secara keseluruhan berorientasi kepada penguatan peran "smart city".(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015