Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika tertarik untuk mempromosikan potensi pariwisata di daerah ini dengan mengembangkan industri perfilman di Pulau Dewata.

"Film merupakan media efektif bagi upaya promosi berbagai potensi kepariwisataan yang dimiliki Bali," kata Pastika saat menerima Direktur Utama Produksi Film Negara (PFN) Shelvy Arifin, di Denpasar, Jumat.

Kedatangan Shelvy bertujuan untuk memfasilitasi Hope Film, sebuah perusahan film dari Tiongkok yang berencana melakukan syuting di Bali.

Pastika menyambut baik dan menyampaikan terima kasih atas rencana pembuatan film di Bali. Bali mempunyai segudang tempat syuting yang sudah begitu dikenal seperti Kuta, Ubud, Pantai Padang-Padang, Tanah Lot, dan Batur.

Dia berpandangan, kesuksesan Film Eat Pray and Love yang dibintangi aktris dunia Julia Robert menjadikan Bali makin dikenal di seantero dunia. Bahkan, kini Bali punya julukan baru sebagai Pulau Cinta (The Island of Love).

Suksesnya film Hollywood tersebut menjadi salah satu materi promosinya manakala didaulat membuka sebuah perhelatan internasional. Pastika pun tidak segan-segan mempromosikan Bali sebagai tempat melaksanakan pernikahan atau berbulan madu.

Belajar dari pengalaman tersebut, Pastika menilai rencana Hope Film untuk melakukan syuting di Bali sebagai kesempatan yang sangat baik. Dia berharap, film yang dibuat banyak menampilkan keindahan alam dan budaya Bali.

"Selain berpengaruh positif bagi kemajuan industri perfilman, garapan ini diharapkan berdampak positif bagi peningkatan hubungan Bali dan Tiongkok. Terlebih, Bali memang tengah menggenjot kunjungan wisatawan dari Negeri Tirai Bambu tersebut," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama Produksi Film Negara (PFN) Shelvy Arifin mengatakan saat ini perfilman di negara tersebut berkembang sangat pesat. Selain sebagai pengembangan bakat seni (akting), film juga menjadi media yang sangat efektif dalam promosi pariwisata.

"Banyak objek pariwisata di sejumlah negara yang tiba-tiba menjadi sangat terkenal dan banyak dikunjungi karena menjadi lokasi syuting sebuah film," katanya.

Shelvy menambahkan, Thailand merupakan negara yang belakangan gencar menggarap promosinya melalui produksi film.

Selain memfasilitasi sebuah perusahan film dari Tiongkok, Dirut PFN juga menyampaikan rencana lembaganya untuk memproduksi film animasi berlatar belakang cerita rakyat Indonesia. "Malaysia sudah banyak memproduksi, sementara kita belum," ujar Shelvy.

Dia optimistis, lembaganya mampu memproduksi animasi yang berkualitas dan layak menjadi tontonan keluarga. Apalagi, PFN pernah sukses menggarap Film Si Unyil. Dia pun minta masukan dari Gubernur Pastika terkait cerita rakyat yang bisa diangkat dalam film animasi.

Untuk mematangkan rencana penggarapan film tersebut, pihak PFN dan Hope Film diminta melakukan koordinasi dengan SKPD terkait seperti Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015