Nusa Penida (Antara Bali) - Masyarakat pesisir di Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali, secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung mengembangkan usaha budidaya rumput laut.

"Pengembangan rumput laut menjadi tumpuan harapan masyarakat, di samping sebagai nelayan," kata I Made Darman, seorang pengempul rumput laut di Dusun Semaya, Nusa Penida, Selasa.

Ia mengatakan, petani rumput laut kini produksinya menurun tajam akibat pengaruh angin yang cukup kencang. "Setiap hari biasanya saya membeli rumput laut dari petani mencapai 2-3 ton, namun sekarang ini maksimal 700 kg," ujar I Made Darman yang selalu berhubungan dengan petani rumput laut.

I Ketut Jagra, seorang petani rumput laut menjelaskan, petani akan menghasilkan komoditas rumput laut kualitas bagus ketika merembus angin selatan atau barat. "Sekarang ini berembus angin timur dan angin utara sehingga membuat hasil panen akan petani merugi. Kami sering cemas karena rumput laut menjadi tumpuan harapan pendapatan keluarga," ujar Ketut Jagra.

Masyarakat pesisir pantai Nusa Penida sebagian besar menggantungkan hidup dari laut sebagai petani rumput laut maupun nelayan. Demikian pula di pesisir Pantai Pulau Ceningan dan Lembongan juga mengembangkan usaha rumput laut.

Masyarakat mengembangkan rumput laut jenis spinosum dan cattoni. Bedanya dari kedua jenis adalah warnanya. Cattoni berwarna hijau atau kuning, sedangkan spinosum berwarna merah kehitaman. Selain warna, cattoni relatif lebih mahal dari jenis spinosum. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015