Denpasar (Antara Bali) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Buleleng tercatat mencapai 1.023 kasus selama periode Januari-April 2015 dan merupakan yang tertinggi di Provinsi Bali.

"Dari sembilan kabupaten/kota di Bali, Kapupaten Buleleng yang paling banyak kasus DBD dengan total 1.023 pasien dan dua di antaranya meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Senin.

Menurut dia, meninggalnya pasien DBD itu pada umumnya terjadi karena terlambat penanganan dari fasilitas kesehatan, baik di klinik, puskesmas, maupun rumah sakit.

Selain itu juga disebabkan kurangnya pengetahun masyarakat terhadap penyakit tersebut.

Sementara itu, di Kabupaten Gianyar sebanyak 1.011 kasus dan tiga di antaranya meninggal dunia.

Kemudian disusul Kabupaten Badung (996), Kota Denpasar (869), Kabupaten Tabanan (378), Kabupaten Karangasem (288), Kabupaten Klungkung (235), Kabupaten Jembrana (205), dan Kabupaten Bangli 170 kasus.

"Secara keseleuruhan tercatat 5.175 kasus dan 18 di antaranya meninggal dunia," katanya.

Oleh sebab itu, Suarjaya mengimbau masyarakat segera merujuk keluarganya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, meskipun sudah diberikan obat penurun panas saat mengalami demam.

"Secara umum, untuk kasus DBD sudah mengalami penurunan sejak Maret dan April," ujarnya.

Selain penangan bagi penderita, lanjut dia, untuk mencegah terjadinya hal tersebut perlu adanya tindakan preventif di lingkungan masing-masing, yakni dengan cara pembrantasan sarang nyamuk (PSN).

"Pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif dilakukan agar jentik-jentik tidak berkembang," ujarnya.

Upaya lain untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk adalah dengan melakukan pengasapan. "Hal itu dilakukan guna nyamuk dewasa tersebut tidak berkembang biak," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015