Denpasar (Antara Bali) - Semakin membaiknya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mampu memberikan dampak positif terhadap pengembangan industri manurfaktur mikro dan kecil (IMK) serta mendorong usaha kreatif lainnya.
"Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 946.011 orang selama triwulan I-2015 meningkat 13,76 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 831,625 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, meningkatkan kunjungan turis tersebut menjadi salah satu pendorong berkembangnya IMK di Pulau Dewata. Pada konteks lain yang menarik dari bisnis pariwisata mampu memberikan dampak ganda bagi usaha industri lain seperti usaha makanan, akomodasi, transportasi, hiburan dan pameran berbagai jenis produk.
Kondisi demikian juga mendorong berkembangnya usaha investasi pada bidang usaha yang strategis sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pasar.
"Paling tidak usaha investasi itu berdampak pada pertumbuhan IMK, baik dari sisi permintaan, volume produksi dan perluasan pasar," ujar Panasunan Siregar.
Produksi IMK di Bali mengalami pertumbuhan sebesar 2,19 persen selama triwulan I-2015, dibanding triwulan IV-2014 (q-to-q), di atas pertumbuhan nasional yang hanya 0,64 persen.
Sementara pertumbuhan IMK secara tahunan (y-on-y) pada triwulan I-2015 tumbuh sebesar 11,72 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2014).
Pertumbuhan itu juga lebih tinggi dari angka pertumbuhan nasional yang hanya 5,65 persen. Peranan IMK cukup strategis dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah.
Pada sisi lain Pemprov Bali memberikan apresiasi terhadap pengembangan IMK dengan meluncurkan program jaminan kredit daerah (Jamkrida) Bali Mandara, sebagai wujud nyata keberpihakan terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 946.011 orang selama triwulan I-2015 meningkat 13,76 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 831,625 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, meningkatkan kunjungan turis tersebut menjadi salah satu pendorong berkembangnya IMK di Pulau Dewata. Pada konteks lain yang menarik dari bisnis pariwisata mampu memberikan dampak ganda bagi usaha industri lain seperti usaha makanan, akomodasi, transportasi, hiburan dan pameran berbagai jenis produk.
Kondisi demikian juga mendorong berkembangnya usaha investasi pada bidang usaha yang strategis sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pasar.
"Paling tidak usaha investasi itu berdampak pada pertumbuhan IMK, baik dari sisi permintaan, volume produksi dan perluasan pasar," ujar Panasunan Siregar.
Produksi IMK di Bali mengalami pertumbuhan sebesar 2,19 persen selama triwulan I-2015, dibanding triwulan IV-2014 (q-to-q), di atas pertumbuhan nasional yang hanya 0,64 persen.
Sementara pertumbuhan IMK secara tahunan (y-on-y) pada triwulan I-2015 tumbuh sebesar 11,72 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2014).
Pertumbuhan itu juga lebih tinggi dari angka pertumbuhan nasional yang hanya 5,65 persen. Peranan IMK cukup strategis dalam memacu dan mempercepat pembangunan daerah.
Pada sisi lain Pemprov Bali memberikan apresiasi terhadap pengembangan IMK dengan meluncurkan program jaminan kredit daerah (Jamkrida) Bali Mandara, sebagai wujud nyata keberpihakan terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah dan koperasi (UMKMK). (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015