Denpasar (Antara Bali) - Warga Desa Serangan, Kota Denpasar, Bali melakukan gerakan gotong royong menanam 500 pohon bakau (mangrove), di pesisir pantai daerah itu serangkaian memperingati Hari Bumi, Rabu.

Koordinator Peringatan Hari Bumi I Wayan Patut di Serangan, Denpasar, Rabu mengatakan, penanaman bibit mangrove tersebut dikembangkan didaratan dengan air tawar.

Tanaman mangrove selama ini dikenal hidup di air payau yakni percampuran air tawar dan laut yang menjadi salah satu syarat hidup tumbuhnya mangrove.

Wayan Patut bersama rekan - rekannya yang tergabung dalam kelompok Serangan Bersinar Indah (SBI) dan Sahabat Karang Serangan (SKS) telah berhasil melakukan uji coba budidaya mangrove di daratan dengan air tawar.

Hal itu sebenarnya belum lazim dilakukan, namun dari hasil uji coba tersebut, setidaknya kini terdapat delapan jenis mangrove yang telah berhasil tumbuh dengan baik yakni Soneratia sp, Rhizopora Apiculata, Rhizopora sp, Xylocarpus sp, Pemphis sp, Lumnitzera sp, Bruguiera gymnorhiza, dan Avicenia sp.

Wayan Patut dipercaya oleh PT.BTID sebagai salah satu fasilitator untuk menjalankan program Pengembangan Ekologi Terpadu (PET) yang dilakukan di Desa Serangan, pada tahun 2011 pernah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat dalam bidang penyelamatan lingkungan yakni Kalpataru.

Salah seorang tokoh pecinta lingkungan di Desa Serangan, Denpasar Selatan itu memiliki semangat, dedikasi, kerja keras, komitmen dan perjuangan yang sangat panjang atas keberhasilannya mengembangkan budidaya terumbu karang dan kuda laut untuk pelestarian lingkungan pesisir dan laut.

"Apa yang dilakukan selama ini untuk kelestarian lingkungan daerah pesisir tentu tidak mudah dan ini salah satu bentuk apresiasi perusahaan atas apa yang telah dilukakannya," katanya.

Ia mengharapkan melalui momentum peringatan hari bumi, dengan kegiatan penanaman mangrove yang melibatkan warga masyarakat Desa Serangan mampu tumbuh generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam.

Penanaman pohon bakau itu diharapkan bisa dilakukan secara terus menerus sebagai salah satu bentuk menghormati dan menghargai alam dengan memanfaatkan secara arif dan bijaksana untuk kelestarian sumber daya alam dan kehidupan generasi muda selanjutnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015