Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana menciptakan tarian bunga cempaka, menyusul dijadikannya bunga tersebut sebagai ikon kesenian tari daerah tersebut.
"Dalam kesenian atraksi ada makepung yang merupakan pacuan kerbau khas Jembrana, dalam gamelan kami juga punya jegog. Sekarang dalam seni tari, kami ciptakan tarian bunga cempaka untuk menjadi ikon juga," kata Ni Kade Ari Sugianti, isteri Bupati Jembrana I Putu Artha, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, untuk menyempurnakan tarian ini dibutuhkan waktu yang panjang, dimulai tahun 2013 untuk mematangkan konsep, dan tahun 2014 digarap iringan gamelan serta gerak tarinya.
Karena merupakan tarian baru, ia mengaku, baik iringan gamelan, tarian hingga pakaian serta ornamen penari beberapa kali dilakukan perbaikan.
"Sejak tahun 2014, beberapa kali tarian ini sudah dipentaskan, tapi karena kami anggap belum sempurna, perbaikan terus dilakukan. Mudah-mudahan tahun ini, sudah bisa mencapai kesempurnaan," ujarnya.
Menurutnya, tarian ini menggambarkan keindahan bunga cempaka putih, yang harum, pohonnya yang bisa menjadi peneduh dan menjadi salah satu sarana upacara atau persembahyangan Umat Hindu.
Setelah tarian ini sempurna, ia mengatakan, akan dilakukan sosialisasi khususnya ke sekolah-sekolah dan sanggar tari, untuk mengajarkan tarian baru ini.
Saat ini ada Sanggar Buana Ayu dan Kumara Widya dari SMP Negeri 4 Mendoyo yang sudah menguasai tarian cempaka putih, yang mereka pentaskan saat peringatan Hari Kartini, Selasa (21/4) lalu.
"Sekilas tarian ini sangat sederhana, padahal untuk mempelajari geraknya dibutuhkan latihan yang serius. Tidak mudah menggambarkan liukan pohon cempaka dalam bentuk tarian," kata Putu Sutardi, salah seorang pelatih tari dan gamelan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dalam kesenian atraksi ada makepung yang merupakan pacuan kerbau khas Jembrana, dalam gamelan kami juga punya jegog. Sekarang dalam seni tari, kami ciptakan tarian bunga cempaka untuk menjadi ikon juga," kata Ni Kade Ari Sugianti, isteri Bupati Jembrana I Putu Artha, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, untuk menyempurnakan tarian ini dibutuhkan waktu yang panjang, dimulai tahun 2013 untuk mematangkan konsep, dan tahun 2014 digarap iringan gamelan serta gerak tarinya.
Karena merupakan tarian baru, ia mengaku, baik iringan gamelan, tarian hingga pakaian serta ornamen penari beberapa kali dilakukan perbaikan.
"Sejak tahun 2014, beberapa kali tarian ini sudah dipentaskan, tapi karena kami anggap belum sempurna, perbaikan terus dilakukan. Mudah-mudahan tahun ini, sudah bisa mencapai kesempurnaan," ujarnya.
Menurutnya, tarian ini menggambarkan keindahan bunga cempaka putih, yang harum, pohonnya yang bisa menjadi peneduh dan menjadi salah satu sarana upacara atau persembahyangan Umat Hindu.
Setelah tarian ini sempurna, ia mengatakan, akan dilakukan sosialisasi khususnya ke sekolah-sekolah dan sanggar tari, untuk mengajarkan tarian baru ini.
Saat ini ada Sanggar Buana Ayu dan Kumara Widya dari SMP Negeri 4 Mendoyo yang sudah menguasai tarian cempaka putih, yang mereka pentaskan saat peringatan Hari Kartini, Selasa (21/4) lalu.
"Sekilas tarian ini sangat sederhana, padahal untuk mempelajari geraknya dibutuhkan latihan yang serius. Tidak mudah menggambarkan liukan pohon cempaka dalam bentuk tarian," kata Putu Sutardi, salah seorang pelatih tari dan gamelan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015