Gianyar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menanam perdana padi menerapkan teknologi budidaya "system of rice intensification" (SRI) dan dikombinasikan dengan pupuk organik di lahan percontohan di Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar.

"Lahan pertanian banyak yang terkena hama karena kita tidak mengontrol penggunaan pupuk kimia padahal bahan baku pupuk organik ada di sekeliling kita," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar, Selasa.

Teknologi SRI menerapkan budidaya padi yang menitikberatkan penghematan sumber daya terutama air yang sangat cocok dikombinasikan dengan penggunaan pupuk organik.

Teknik ini, imbuh Dewi, menghemat penggunaan air hingga 30 persen dibandingkan menggunakan cara yang konvensional, benih hingga tujuh kilogram per hektare dan waktu tanam atau bibit muda yang ditanam berusia tujuh hingga 10 hari setelah penyemaian.

Dewi menjelaskan bahwa pupuk organik yang digunakan menggunakan pupuk berbasis "Microbacter Alfalfa" (MA-11) yang dinilai terbukti meningkatkan kualitas lahan dan tanaman.

MA-11 itu, lanjut Dewi, memanfaatkan sisa limbah yang apabila dikombinasikan dengan tepat bisa menjadi pupuk dalam waktu semalam berdasarkan pengalamannya dengan membina petani di Sumatera Utara.

Bank sentral tersebut, kata dia, saat ini mengembangkan satu hektare lahan pertanian percontohan dengan menggunakan teknologi tersebut di Desa Pejeng dan 10 hektare lahan persawahan di Tampaksiring, keduanya berlokasi di Kabupaten Gianyar.

"Kami berharap selain terjadi peningkatan kualitas, biaya produksi petani juga bisa ditekan sehingga kesejahteraan petani meningkat," katanya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra memberikan apresiasi atas gagasan bank sentral yang dalam waktu dekat akan disebarluaskan kepada para petani sehingga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

"Ke depan masyarakat petani bisa menerapkan karena memang efektif untuk menambah produksi tanpa merusak lingkungan," ucapnya.

BI Bali melansir Kabupaten Gianyar merupakan kabupaten penghasil beras terbesar kedua di Pulau Dewata setelah Kabupaten Tabanan, dengan produksi beras pada tahun 2014 mencapai 184.592 ton atau berkontribusi hampir 21 persen seluruh produksi beras di Pulau Dewata. (WDY/DWA)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015