Denpasar (Antara Bali) - Busana yang diproduksi secara manual oleh perajin Bali sangat disenangi kosumen Amerika Serikat (AS), sehingga pembeli dari negeri Paman Sam itu merupakan pembeli terbanyak dengan total devisa sebesar 6,4 juta dolar AS selama Februari 2015.

"Konsumen AS masih tercatat sebagai pembeli busana Bali terbanyak, menyusul dari Perancis dan Australia ditempat ketiga, disamping pemesan yang datang dari Hong Kong, Italia dan Singapura," kata pengusaha Ni Made Wardani di Denpasar, Selasa.

Pengusaha pakaian jadi (Garmen) di Bali bertahan memelihara pangsa pasar mancanegara berkat mampu menciptakan rancangan busana yang unik dan menarik bagi konsumen, terutama ke Amerika Serikat dan kawasan Etopa lainnya.

Ia mengatakan, hampir 17,41 persen realisasi ekspor garmen Bali yang memasuki pasar Amerika Serikat selama Februari 2015 bernilai 6,4 juta dolar AS, menyusul Perancis 16,80 persen dan Australia 10,48 persen.

Produk Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) buatan masyarakat Bali yang memasuki pasar ekspor masih mendominan, jika dibandingkan matadagangan nonmigas lainnya, kecuali hasil sektor perikanan yang tertinggi yakni 7,3 juta dolar.

Made Wardani menambahkan, pengusaha garmen di daerah ini selain masih gencar merambah pasar luar negeri dengan menerima pesanan dari rekan bisnis dari luar negeri dalam jumlah sangat terbatas, mulai melirik pasar dalam negeri (lokal). "Kami mulai melirik pasar dalam negeri dan bersyukur bisa bertahan hidup dengan jumlah pesanan sangat terbatas akibat dampak resesi ekonomi yang menimpa konsumen di Amerika Serikat dan Eropa yang masih dirasakan hingga kini," ujar dia.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat perolehan devisa khusus dari pakaian diawal tahun 2015 mengalami kenaikan dari 5,4 juta dolar selama Januari menjadi 6,4 juta dolar bulan berikutnya atau naik 19,20 persen.  (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015