Jakarta (Antara Bali) - Indonesia mesti menambah jumlah tenaga kerja insinyur dalam mengembangkan sektor konstruksi di Tanah Air agar kekurangan tersebut tidak diisi oleh tenaga kerja dari warga negara asing.

"Tren kebutuhan insinyur di Indonesia ini sangat mengkhawatirkan, Indonesia kemungkinan akan kekurangan insinyur sekitar 10 ribu orang per tahun pada 10 tahun ke depan, sehingga kebutuhan tenaga kerja akan diisi tenaga asing," kata Sekretaris Badan Pembinaan Konstruksi Panani Kesai dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Panani menjelaskan, hal tersebut tentu harus diantisipasi sejak dini terutama bila di kota dinilai sudah jarang dari generasi muda yang berminat menjadi insiyur. Untuk itu, ujar dia, generasi muda di daerah harus didorong untuk membangkitkan ketertarikan terhadap profesi insinyur, dan proses pembibitan bakat tersebut jangan dibiarkan jalan sendiri.

"Perlu upaya pendampingan dari para pemangku kepentingan semua, termasuk keterlibatan pemilik proyek dan pelaku bisnis konstruksi untuk lebih banyak menerima pemagangan kerja, perekrutan tenaga konstruksi dilakukan sejak mereka masih kuliah di Perguruan Tinggi," ujar Panani.

Pemerintah, lanjutnya, akan terus merangsang generasi muda sejak dini untuk mengenai profesi insinyur, yang bertujuan menumbuhkan kembali minat generasi muda saat ini pada profesi insinyur. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama-sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) terus bekerja sama dengan pihak perguruan tinggi.

Sementara itu, pakar konstruksi Akhmad Suraji mengatakan, kondisi program pembangunan di Indonesia lebih didominasi oleh proses politik daripada proses teknokratik, sehingga perguruan tinggi seharusnya bisa lebih berperan. Sedangkan Ketua LPJK Tri Widjadjanto mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dengan seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk mengembangkan konstruksi nasional. (WDY)

Pewarta: Oleh Muhammad Razi Rahman

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015