Pura kuno sekaligus objek wisata Tanah Lot, lokasinya bertengger di batu karang terkikis hantaman ombak pantai Selatan, menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong wajib mengunjunginya.

Panorama alam keunikan tempat suci di atas batu karang yang setiap saat diterjang ombak dahsyat itu hingga sekarang tetap kukuh. Lokasinya kurang dari 1.000 meter dari Hotel Bali Nirwana Resort (BNR) Tanah Lot, Kabupaten Tabanan.

Kabupaten Tabanan yang dikenal sebagai daerah lumbung beras di Bali dan pernah keluar sebagai juara pertama lomba intensifikasi khusus (insus) tingkat nasional pada era Orde Baru menyinergikan pembangunan bidang pertanian dan pariwisata.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pernah melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tabanan pada tanggal 2 Februari dan 9 April 2015. Menteri dan Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Inovasi Teknologi Dr. Ir. Matsyukur, kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, juga pernah mencanangkan Tabanan sebagai proyek percontohan pelaksanaan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) pada tanggal 10 Maret lalu.

Pihaknya memacu pembangunan bidang pertanian sebagai upaya mempertahankan daerah itu sebagai "lumbung beras" sekaligus menjadikan sektor andalan dengan memprioritaskan sektor hulu dengan harapan tetap surplus beras pada masa mendatang.

Bupati Eka bersama ratusan petani ketika menerima Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Balai Subak Timan Agung Kelating, Kecamatan Kerambitan mengatakan, "Dalam memacu bidang pertanian, masih menghadapi banyak hambatan dan kendala."

Kendala itu, antara lain menyangkut pembangunan infrastruktur sehingga masih memerlukan bantuan dan uluran tangan dari pemerintah pusat. Meskipun demikian, Tabanan hingga kini masih mampu mempertahankan produksi beras dengan hasil tertinggi di Bali, yakni lebih dari 111.000 ton per tahun, sementara kebutuhan masyarakat setempat sekitar 56.000 ton.

Dengan demikian, Tabanan masih surplus lebih dari 55.000 ton. Tidak pelak lagi, predikat lumbung beras masih layak disandang daerah ini.

Meskipun telah swasembada pangan, frekuensi tanam dan produktivitas menjadi kendala sehingga kontribusinya masih relatif rendah akibat ketersediaan air mulai terbatas, aspek klimatologis yang tidak dapat diprediksi, dan sumber daya manusia.

Minat masyarakat untuk bertani menurun serta ahli fungsi lahan yang tidak dapat dihindarkan akibat Tabanan sebagai kawasan penyangga pusat pertumbuhan Kota Denpasar dan pesatnya pembangunan pariwisata di Kabupaten Badung.

Kucurkan Rp10 miliar

Bupati Eka sebelumnya telah mengucurkan dana sebesar Rp10 miliar untuk membantu permodalan bagi 50 badan usaha milik desa (BUMDes) pada tahun anggaran 2015. Masing-masing BUMDes mendapat kucuran dana Rp200 juta sebagai modal menampung hasil pertanian masyarakat sekitarnya untuk dipasarkan kembali sehingga mampu memberikan nilai ekonomis kepada kedua belah pihak.

Kucuran bantuan itu akan lebih ditingkatkan pada tahun 2016 serta memprioritaskan penanganan sektor hulu dengan harapan pertanian di Kabupaten Tabanan lebih eksis.

Badan Usaha Milik Desa diharapkan terbentuk di setiap desa dan terus berkembang sehingga mampu menangani keunggulan potensi desa masing-masing.

Upaya memacu pembangunan berbasiskan sektor pertanian mengingat sebagian besar masyarakat setempat bermata pencaharian petani dan penggunaan lahannya lebih dari 70 persen.

Upaya itu juga diarahkan untuk mendukung terwujudnya Gerbang Pangan Serasi, Gerbang Indah Serasi, Gerbang Emas, Keramba Emas, Program Partisipatif Infrastruktur Pedesaan, dan Program Partisipatif Budi Daya Ikan Lele yang semuanya berorientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Untuk itu, seluruh program bersinergi mulai dari hulu hingga hilir dan menjadi program yang menyeluruh, berimbang, dan bertahan lama," kata Bupati Eka.

Di hadapan ratusan petani setempat, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap Indonesia ke depan tidak lagi mengimpor beras dan kebutuhan bahan pokok lainnya karena produksi pertanian yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Pihaknya memberikan apresiasi kepada Pemkab Tabanan yang telah mampu berswasembada pangan, yakni produksi pertanian melebihi kebutuhan masyarakat setempat.

Pemkab Tabanan dinilai berhasil membangun sektor pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mengangkat harkat dan martabat kehidupan petani.

"Jangan tunda tanam padi, jangan biarkan lahan tidur, apalagi jangan biarkan masyarakat tidur, mari kita bangun bangsa ini maju sampai ke kancah internasional," kata Menteri Andi Amran Sulaiman.

Untuk itu, petani terus bersemangat dan konsisten melaksanakan pembangunan pertanian sebagai mata pencaharian, serta sebagai motivasi generasi muda untuk melanjutkan pembangunan bidang pertanian.

Dengan demikian, potensi besar dalam bidang pertanian di Kabupaten Tabanan yang selama ini dikenal sebagai daerah "gudang beras" di Bali dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Menteri Pertanian dalam kunjungannya itu menyerahkan bantuan 24 traktor, pompa air, dan dana Rp10 miliar untuk biaya perbaikan saluran irigasi di daerah itu.

Saling Terkait

Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana Prof. Dr. Wayan Windia memberikan apresiasi kepada Pemkab Tabanan yang telah menyinergikan bidang pariwisata dengan pembangunan sektor pertanian. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dam saling mendukung satu sama lainnya.

Sektor pariwisata memperoleh prioritas dalam pembangunan ekonomi, yang telah terbukti mampu menjadi mesin penggerak perekonomian di Pulau Bali. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata setiap tahunnya hampir empat juta orang memberikan kontribusi yang besar untuk menggerakkan ekonomi dan mendorong pengembangan pertanian.

Berkembangnya bidang pariwisata menyebabkan terjadinya permintaan produk-produk kebutuhan masyarakat sehingga secara tidak langsung juga mendorong pengembangan bidang pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan pelancong.

Pengembangan pertanian secara lebih intensif itu tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga menggerakkan ekonomi di daerah tetangga, seperti di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, yang memasok komoditas hasil pertanian ke Pulau Dewata.

Jadi, setiap peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali, berarti terjadi peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan, meningkatkan pula permintaan produk-produk sektor ekonomi, terutama hasil pertanian.

"Kondisi yang demikian secara tidak langsung mendorong meningkatnya produktivitas sektor-sektor ekonomi yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan perekonomian Bali," kata Prof. Windia. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015