Negara (Antara Bali) - Kekosongan vaksin anti rabies, di Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana segera diatasi, setelah pihak Bio Farma, selaku perusahaan farmasi bersedia melayani sesuai harga dalam katalog elektronik.

"Kami sudah bertemu Bio Farma, serta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Jakarta. Setelah sempat menolak harga yang tercantum dalam katalog elektronik, akhirnya Bio Farma bersedia menerimanya," kata Ketua Komisi C DPRD Jembrana Ida Bagus Susrama, saat dihubungi, Rabu.

Ia mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Bio Farma berjanji secepatnya mendistribusikan vaksin anti rabies kepada pemerintah kabupaten/kota yang membutuhkan, dengan harga Rp78 ribu setiap ampul.

Dengan janji tersebut, ia berharap, kekosongan vaksin anti rabies bagi warga korban gigitan anjing di Kabupaten Jembrana bisa teratasi, khususnya bagi warga kurang mampu yang terpaksa membeli sendiri vaksin tersebut di apotik dengan harga Rp140 ribu setiap ampul.

"Kalau vaksin dari Pemkab Jembrana diberikan gratis kepada korban gigitan anjing, karena ada jaminan kesehatan. Bagi warga kurang mampu pemberian vaksin gratis ini sangat membantu, karena harga di apotek lumayan mahal, apalagi satu korban gigitan anjing minimal butuh empat kali suntikan vaksin," ujarnya.

Kepada Lembahga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), ia juga menekankan, agar mengawasi Bio Farma dalam memenuhi penawaran harga yang tercantum dalam katalog elektronik, agar tidak diingkari lagi.

Menurutnya, dalam pengadaan vaksin serta lain-lainnya, pemerintah daerah mengacu pada rekanan, spesifikasi maupun harga yang tercantum dalam katalog elektronik.

"Kalau dalam katalog elektronik sudah tercantum Rp78 ribu untuk vaksin anti rabies, kami juga harus membeli dengan harga segitu. Kalau perusahaan farmasi yang mengajukan penawaran dan sudah tercantum dalam katalog tidak mau melayani, ya seperti ini jadinya," katanya.

Meskipun sempat panik karena korban gigitan anjing terus bermunculan, serta harus ke Jakarta untuk koordinasi, ia mengungkapkan, kejadian ini membawa sisi positif, yaitu LKPP akan melakukan sosialisasi rekanan dan harga dalam katalog elektronik ke daerah-daerah, dengan tujuan pertama Provinsi Jawa Timur.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes mengatakan, karena terbentur harga dalam katalog elektronik, pihaknya tidak bisa melakukan pengadaan vaksin anti rabies, karena perusahaan farmasi tidak mau melayani pembelian dengan harga Rp78 ribu.

"Padahal perusahaan farmasi itulah yang tercantum dalam katalog elektronik. Kami juga tidak boleh membeli ke rekanan lain," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015