Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha asal Prancis mulai melirik pakaian hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali, terutama pakaian jadi bukan rajutan untuk dipasarkan kembali di negeri "kiblat" mode itu.

Badan Pusat Statistik Bali dalam laporan yang dikutip Senin, peningkatan nilai ekspor yang cukup besar ke Prancis itu disebabkan bertambah nilai ekspor pakaian jadi bukan rajutan yang mencapai 150 persen dari bulan sebelumnya.

Dipaparkan bahwa, nilai ekspor komoditas pakaian jadi bukan rajutan selama Januari ke negeri "kiblat" mode itu hanya mencapai 432.782 dolar AS, maka di bulan Februari 2015 nilainya meningkat tajam hingga mencapai 1.089.896 dolar.

Selain ke Prancis, pakaian jadi bukan rajutan juga menjadi barang utama untuk tujuan Australia, Spanyol, Italia, Inggris, Yunani dan Kanada, tetapi konsumen Amerika masih tercatat sebagai pembeli tertinggi khusus pakaian buatan Bali.

Industri pakaian jadi atau garmen dari Bali masih menjadi andalan ekspor nonmigas Bali, selain ikan dan udang, produk kayu, barang dari kayu, produk perhiasan/permata dan produk perabot, penerangan rumah.
"Realisasi ekspor pakaian jadi hasil tangan-tangan terampil masyarakat Bali kembali merangkak setelah sempat mengalami masa suram beberapa tahun terakhir, dan mudah-mudahan pasar akan lebih baik lagi," kata Nyoman Murniati pengusaha garmen di Denpasar.

Konsumen Prancis memang termasuk gencar membeli aneka barang kerajinan termasuk pakaian jadi buatan Bali, seperti banyak memesan dan merealisasikan pembelian perabotan rumah tangga dan aneka barang seni lainnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015