Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana lewat dinas terkait, mengantisipasi penimbunan terhadap bumbu dapur, yang membuat harga komoditas pertanian tersebut melonjak tajam.

"Kami masih analisa penyebab kenaikan harga bumbu dapur di kabupaten ini. Bisa karena petani gagal panen, bisa juga karena ada spekulasi dengan cara penimbunan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Jembrana Made Yasa, di Negara, Rabu.

Untuk kemungkinan penimbunan, ia mengaku, akan fokus pada pengepul bumbu dapur di Jembrana, karena sulit untuk melacak pengepul di luar pulau.

Menurutnya, harga kenaikan bumbu dapur, khususnya bawang merah dan putih di pasar tradisional sudah tidak wajar, karena jauh di atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Kalau disebabkan kenaikan harga BBM, harga bawang merah dan putih tentu tidak sampai naik hingga 75 persen. Jadi kami menduga, ada faktor lain yang menyebabkan komoditas tersebut naik setinggi itu," ujarnya.

Untuk mengetahui perkembangan terakhir harga bumbu dapur dan lain-lainnya, ia mengatakan, akan melakukan pantauan di beberapa pasar Kamis (2/4).

Sebelumnya, bersamaan dengan kenaikan harga BBM, harga bawang putih yang sebelumnya Rp12 ribu perkilogram, naik menjadi Rp20 ribu.

Demikian juga harga bawang merah, dari Rp17 ribu perkilogram naik menjadi Rp30 ribu, demikian juga dengan cabai.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015