Depok (Antara Bali) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan Kedutaan
Besar Indonesia di Sana'a, Yaman, bekerja keras untuk memulangkan ke
Tanah Air WNI yang tertahan di Yaman karena situasi keamanan di sana
memburuk.
"Mereka tentu akan dipulangkan kalau berbahaya. Kedutaan kita sudah bekerja keras untuk itu, tinggal memikirkan cara untuk menerbangkan mereka ke negara lain," kata Kalla, usai mengisi acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015, di Depok, Jawa Barat, Senin.
Seperti diberitakan, Minggu malam (29/3) waktu setempat tercatat lebih dari 20 WNI ditahan otoritas di Yaman karena masalah imigrasi. Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Muhammad Iqbal, membenarkan informasi itu.
"Lebih dari 20 WNI kita ditahan di Yaman, kemungkinan karena masalah imigrasi. Mereka ditahan oleh otoritas setempat, bukan oleh pemberontak Al Houthi," kata Iqbal.
Perang saudara yang terjadi Yaman semakin sengit, sebagai akibat pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, di Yaman. Hadi memilih kabur ke Arab Saudi yang bersedia memberi perlindungan dan bantuan fisik militer.
Pertempuran tersebut semakin meluas dengan melibatkan koalisi negara di kawasan teluk di bawah pimpinan Arab Saudi hingga menyebar ke sepanjang semenanjung Arab mulai akhir September 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Mereka tentu akan dipulangkan kalau berbahaya. Kedutaan kita sudah bekerja keras untuk itu, tinggal memikirkan cara untuk menerbangkan mereka ke negara lain," kata Kalla, usai mengisi acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015, di Depok, Jawa Barat, Senin.
Seperti diberitakan, Minggu malam (29/3) waktu setempat tercatat lebih dari 20 WNI ditahan otoritas di Yaman karena masalah imigrasi. Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Muhammad Iqbal, membenarkan informasi itu.
"Lebih dari 20 WNI kita ditahan di Yaman, kemungkinan karena masalah imigrasi. Mereka ditahan oleh otoritas setempat, bukan oleh pemberontak Al Houthi," kata Iqbal.
Perang saudara yang terjadi Yaman semakin sengit, sebagai akibat pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, di Yaman. Hadi memilih kabur ke Arab Saudi yang bersedia memberi perlindungan dan bantuan fisik militer.
Pertempuran tersebut semakin meluas dengan melibatkan koalisi negara di kawasan teluk di bawah pimpinan Arab Saudi hingga menyebar ke sepanjang semenanjung Arab mulai akhir September 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015