Jakarta (Antara Bali) - Gandum terutama bagian yang disebut "serat
sereal" dapat mengurangi risiko munculnya penyakit dan kematian dini
akibat berbagai penyebab, menurut studi terbaru yang dipublikasikan
Jurnal BMC Medicine beberapa waktu lalu.
Dalam studi itu para peneliti melibatkan lebih dari 367 ribu orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia 50-71 tahun. Para partisipan ini kemudian dikelompokkan menjadi lima kelompok berdasarkan jumlah gandum yang dikonsumsi.
Hasil studi menemukan, partisipan yang mengonsumsi gandum terbanyak, 17 persen berisiko lebih rendah meninggal karena berbagai faktor termasuk penyakit kronis dibandingkan mereka yang mengonsumsi gandum dalam jumlah terendah. Namun, mereka yang mengonsumsi serat sereal, 19 persen lebih rendah meninggal selama periode studi.
"Serat sereal gandum ditemukan pada bagian kulit gandum, jadi semua produk gandum mengandung serat sereal," kata asisten profesor kedokteran dari Harvard Medical School, Lu Qi seperti dilansir LiveScience.
Di samping itu, studi juga menemukan, konsumsi gandum yang tinggi menurunkan risiko berbagai penyakit seperti penyakit pernafasan sekitar 11 persen, penyakit kardiovaskular 17 persen, dan kanker sebanyak 15 persen. Temuan studi ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan konsumsi gandum sebanyak 28 gram per hari bisa mengurangi risiko kematian dini dan penyakit kronis selama 25 tahun.
Kendati demikian, studi ini tidak membuktikan kalau konsumsi gandum berkontribusi langsung mengurangi risiko kematian dini. Meskipun memang, studi ini menyertakan berbagai faktor yang mempengaruhi risiko kematian seperti aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan kebiasaan merokok. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Dalam studi itu para peneliti melibatkan lebih dari 367 ribu orang dewasa di Amerika Serikat yang berusia 50-71 tahun. Para partisipan ini kemudian dikelompokkan menjadi lima kelompok berdasarkan jumlah gandum yang dikonsumsi.
Hasil studi menemukan, partisipan yang mengonsumsi gandum terbanyak, 17 persen berisiko lebih rendah meninggal karena berbagai faktor termasuk penyakit kronis dibandingkan mereka yang mengonsumsi gandum dalam jumlah terendah. Namun, mereka yang mengonsumsi serat sereal, 19 persen lebih rendah meninggal selama periode studi.
"Serat sereal gandum ditemukan pada bagian kulit gandum, jadi semua produk gandum mengandung serat sereal," kata asisten profesor kedokteran dari Harvard Medical School, Lu Qi seperti dilansir LiveScience.
Di samping itu, studi juga menemukan, konsumsi gandum yang tinggi menurunkan risiko berbagai penyakit seperti penyakit pernafasan sekitar 11 persen, penyakit kardiovaskular 17 persen, dan kanker sebanyak 15 persen. Temuan studi ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan konsumsi gandum sebanyak 28 gram per hari bisa mengurangi risiko kematian dini dan penyakit kronis selama 25 tahun.
Kendati demikian, studi ini tidak membuktikan kalau konsumsi gandum berkontribusi langsung mengurangi risiko kematian dini. Meskipun memang, studi ini menyertakan berbagai faktor yang mempengaruhi risiko kematian seperti aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan kebiasaan merokok. (WDY)
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015