Negara (Antara Bali) - Pendataan aset Pemerintah Kabupaten Jembrana dituding amburadul. Hal itu diungkapkan Ketua Pansus Aset DPRD Jembrana, Ketut Sujana Raharja, Sabtu.

"Secara administrasi, pencatatan terhadap aset-aset pemkab sangat amburadul," katanya.

Menurut Sujana, antara catatan di kantor desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten, tidak ada kesinambungan. Jumlah aset yang dicatat pada setiap tingkatan institusi itu banyak yang berbeda.

"Banyak catatan atas aset yang sama dobel. Ada juga yang di desa tercatat ternyata di kecamatan ataupun kabupaten justru tidak ada," ujarnya.

Akibat amburadulnya pencatatan itu, pansus kesulitan untuk mendapatkan data yang akurat tentang jumlah aset Pemkab Jembrana yang sebenarnya.

Meski sudah bekerja sejak bulan Juli lalu, hingga saat ini pansus belum bisa membuat kesimpulan apapun.

Selain memburu aset pemkab, Sujana mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah mendesak eksekutif untuk segera mempekerjakan tim apresial.

Menurut Sujana, keberadaan tim apresial independen itu dari sisi anggaran sudah ada di APBD induk sebesar Rp700 juta.

"Karena anggarannya sudah ada, kami desak eksekutif agar tim apresial segera bekerja," imbuhnya.

Dari penjelasan sementara pihak eksekutif, Sujana mengaku tim itu akan bekerja mulai awal Oktober.

Tapi, ia ingin tahu tim apresial itu berasal darimana saja dan bagaimana mekanisme kerjanya.

"Dengan demikian kami bisa memperoleh keyakinan bahwa mereka bisa menjadi tim apresial untuk menghitung aset Pemkab Jembrana," harapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010