Jakarta (Antara Bali) - Presiden RI Joko Widodo menginginkan ekonomi Indonesia tidak mengandalkan komoditas ekspor, tetapi mengalihkannya ke perekonomian yang memiliki nilai tambah.

"Ekonomi Indonesia sekarang ini masih dalam proses transisi yang fundamental," kata Presiden RI sebelum berangkat melakukan lawatan luar negeri ke Jepang dan Tiongkok di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Minggu.

Presiden menegaskan, "Dari ekonomi yang terlalu mengandalkan ekspor komoditas mentah, dan akan kita alihkan ke perekonomian yang lebih menciptakan nilai tambah."

Menurut Presiden, pemerintah akan mengalihkan ke perekonomian yang lebih berorientasi pada produksi dan investasi dari ekonomi saat ini yang berorientasi pada konsumsi.

Presiden menambahkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah sinyal agar Indonesia harus melakukan perbaikan serta moderenisasi pada ekonomi. Namun, depresiasi rupiah juga melindungi daya saing Indonesia secara regional maupun internasional.

"Depresiasi rupiah menjadikan investasi di Indonesia sekarang sangat menarik dan kompetitif sebagai basis produksi," ujar Jokowi.

Untuk mencapai tujuan itu, pemerintah sudah mengambil beberapa langkah, seperti memperbaiki infrastruktur mulai kelistrikan, jalan tol, pelabuhan, dan juga membangun "National One Stop Service" (sistem regulasi investasi satu pintu), serta memperbaiki ruang fiskal dan terus menekan inflasi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa selama ini Indonesia hanya banyak mengimpor barang.

"Kita mengimpor bahan baku. Sekarang yang harus kita konsumsi itu adalah produksi-produksi kita sehingga dapat meningkatkan produktivitas untuk konsumsi dalam negeri," kata Wakil Presiden..

Kalla juga menyatakan banyak komoditas yang dapat diekspor. Kalau dahulu Indonesia kebanyakan hanya ekspor mineral, sekarang sudah bisa mengekspor cokelat dan kopi dalam bentuk jadi.

"Sekarang semua dalam bentuk yang bisa dikonsumsi langsung. Oleh karena itu, kita harus bisa produksi dahulu. Begitu pula, dengan komoditas lain-lainnya," ujar Kalla.

Dalam lawatan ke luar negeri kali ini, Presiden didampingi oleh Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Panglima TNI Moeldoko, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Di Jepang, Jokowi akan dikawal oleh Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015