Negara (Antara Bali) - Perajin meriam mainan laris menjelang Hari Raya Nyepi, yang dibunyikan anak-anak, remaja hingga orang dewasa menjelang dan sesudah hari raya tersebut.

"Bahan meriam mainan sekarang dari bekas kaleng minuman. Kalau dulu kan pakai bambu," kata Dewa Gede Puspita Adi, perajin meriam mainan di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kamis.

Menurutnya, dengan berat yang lebih ringan dibandingkan bambu, meriam mainan dari kaleng bekas ini bisa dibawa kemana-mana.

Selain itu, untuk memicu bunyi, mainan model baru ini menggunakan spirtus, dari dulunya berbahan karbit untuk meriam bambu.

"Memang suaranya tidak sekedar meriam bambu, yang menggunakan karbit. Tapi banyak yang suka, karena lebih praktis," ujarnya.

Ia mengaku, menjual meriam mainan tersebut dengan harga variatif, antara Rp15 ribu sampai Rp25 ribu, tergantung panjang dan bunyinya.

Karena merupakan kerajinan tradisional dan bersifat musiman, ia tidak kaku dalam mematok harga, seperti saat pemesan datang dengan membawa sendiri kaleng bekas, harganya pembuatannya hanya Rp10 ribu.

"Saya kewalahan memenuhi pesanan, apalagi kalau yang pesan anak-anak, karena mereka ingin cepat selesai. Tidak perlu keahlian khusus untuk membuat mainan ini, yang penting sabar merangkai kaleng bekas," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015