Kupang (Antara Bali) - Komandan Distrik Militer (Dandim) 1605 Belu Letkol (inf) Hendri Wijaya mengatakan patok tanda batas wilayah Negara RI dan Timor Leste di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, banyak hilang dan rusak karena kondisi alam berupa gerusan banjir dan abrasi.

Saat dihubungi dari Kupang, Rabu, Hendri mengemukakan sejumlah tanda batas yang hilang dan rusak itu berada di sepanjang sungai dan kali yang membelah dua wilayah satu turunan dan budaya itu.

Ia menegaskan, kendati banyak patok yang hilang dan rusak, namun wilayah RI sebagai kedaulatan negara di serambi negara itu, masih tetap utuh tanpa kehilangan sejengkal pun.
"Kita tetap menjaga kedaulatan wilayah ini setiap jengkalannya," kata Hendri.

Sebagai komandan keamanan teritorial di tingkat Kodim, koordinasi penjaga batas wilayah dan keamanan negara di perbatasan, terus dilakukan terutama dengan personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste sektor Timur dari Batalyon Infantri (Yonif) 514/Raider Kostrad. "Termasuk komponen lainnya juga masyarakat di wilayah perbatasan ini," kata  Hendri.

Dia mengatakan terkait patok yang hilang dan rusak, sedang dalam perbaikan sehingga bisa difungsikan lagi. Terkait kondisi keamanan, Hendri mengaku hingga kini masih dalam posisi aman dan terkendali, termasuk kenyamanan aktivitas masyarakat sepanjang tapal batas negara.

Menurut dia, koordinasi pengamanan yang dilakukan dengan pihak pengamanan perbatasan dari Timor Leste atau 'Unidadi Patrouha main to Founteira' (UPF) terus dilakukan, sehingga patroli bersama TNI-UPF juga selalu dilakukan. (WDY)

Pewarta: Oleh Yohanes Adrianus

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015