Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono
Soesilo menginginkan jasa pelayanan pelabuhan bisa disederhanakan
menjadi sistem satu atap terpadu seperti telah dilakukan di Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
"Kami ingin mencontoh perizinan satu atap seperti BKPM," kata Indroyono Soesilo setelah Rapat Koordinasi Tata Kelola Kepelabuhanan di Kantor Kemenko Maritim di Gedung BPPT, Jakarta, Senin.
Menurut Indroyono, di pelabuhan sebenarnya sudah ada modalnya karena telah ada sistem yang menyerupai yang dinamakan Indonesia National Single Window (INSW).
INSW itu sendiri, sebagaimana terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008, memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron, dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang.
"INSW sekarang tinggal dioptimalkan untuk digarap bersama," katanya.
Menurut dia, dengan digarap secara bersama lintas kementerian, maka prosesnya juga akan menjadi lebih simpel sehingga biaya logistik juga menjadi rendah sehingga perdagangan Indonesia lebih siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami ingin mencontoh perizinan satu atap seperti BKPM," kata Indroyono Soesilo setelah Rapat Koordinasi Tata Kelola Kepelabuhanan di Kantor Kemenko Maritim di Gedung BPPT, Jakarta, Senin.
Menurut Indroyono, di pelabuhan sebenarnya sudah ada modalnya karena telah ada sistem yang menyerupai yang dinamakan Indonesia National Single Window (INSW).
INSW itu sendiri, sebagaimana terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008, memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron, dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang.
"INSW sekarang tinggal dioptimalkan untuk digarap bersama," katanya.
Menurut dia, dengan digarap secara bersama lintas kementerian, maka prosesnya juga akan menjadi lebih simpel sehingga biaya logistik juga menjadi rendah sehingga perdagangan Indonesia lebih siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015