Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia (BI) mendata temuan uang palsu di Provinsi Bali pada periode triwulan IV-2014 bertambah banyak mencapai 1.591 lembar jika dibandingkan triwulan sebelumnya hanya 986 lembar.

Banyaknya penemuan uang kertas palsu itu tentu berkat masyarakat semakin tinggi pemahamannya sehingga cepat melaporkan jika menjumpai adanya uang palsu, kata Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bali Dewi Setyowati di Denpasar, Senin.

Lembaran uang palsu yang sempat beredar itu biasanya adalah uang pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu sedangkan pecahan yang lebih kecil jarang ditemukan, sehingga masyarakat tampaknya semakin mengenal jenis uang kertas palsu.

Penambahan peredaran uang kertas palsu di masyarakat pada periode 2014 sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya karena setiap perhelatan politik seperti Pemilihan Umum Legislatif maupun Pilpres dikhawatirkan akan ada peningkatan peredaran uang kertas palsu seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Dewi Setyowati dalam laporan kajian ekonomi regional Bali menyebutkan, peningkatan jumlah uang palsu yang ditemukan, berkat adanya upaya intensif kegiatan pengenalan ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat terutama terhadap para tenaga kasir pada pebisnis.

Selain itu, pemahaman masyarakat Bali yang semakin tinggi terhadap sarana pembayaran ini, menjadi salah satu alasan banyaknya uang palsu yang dilaporkan kepada Bank Indonesia wilayah oleh masyarakat maupun pebisnis lainnya. Untuk meminimalkan peredaran uang palsu, Kantor Bank Indonesia Bali terus berupaya memberikan sosialisasi terhadap ciri-ciri keaslian nilai rupiah kepada masyarakat umum, termasuk kepada para kasir di pasar-pasar Modern. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015