Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menyarankan masyarakat yang tinggal di daerah-daerah rawan kekeringan untuk melakukan panen air di saat kondisi curah hujan yang cukup tinggi seperti saat ini.

"Sangat sayang jika disaat musim hujan saat ini, airnya dibiarkan terbuang percuma. Padahal di saat musim kemarau, air menjadi sangat mahal dan tempat untuk mencarinya cukup jauh," kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali Ketut Lihadnyana, di Denpasar, Senin.

Menurut dia, pada daerah yang krisis air akan sangat rentan dengan kondisi kemiskinan. Oleh karena itu, air yang ada seharusnya dapat dikelola dengan baik.

"Pada daerah miskin dan kering, jika diberikan bantuan bedah rumah pun terkadang penerimanya mengalami kesulitan, karena untuk membuat campuran semen saja mereka harus membeli air," ujarnya.

Lihadnyana mengemukakan, dengan masyarakat mau memanen air atau menampung air di saat musim hujan sehingga disaat musim kemarau mereka itu minimal telah memiliki air dan tidak perlu ada pengeluaran tambahan untuk membeli air.

Untuk menampung air hujan, selain dengan menggunakan cubang, juga bisa memanfaatkan tangki air plastik berukuran besar. Pemerintah Provinsi Bali, ucap dia, mulai tahun ini juga akan membantu masyarakat untuk menyediakan berbagai alat penampungan air.

Sedangkan beberapa daerah di Bali yang rawan kekeringan yakni pada kawasan Kabupaten Buleleng bagian timur, di Kecamatan Kubu dan Abang Kabupaten Karangasem serta di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

"Untuk di Nusa Penida, Pemprov Bali sudah pula memfasilitasi masyarakat dengan peralatan yang dapat digunakan untuk menarik air di Guyangan sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan air," ujar Lihadnyana. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015