Taipei (Antara Bali) - Kantor perwakilan pemerintah RI di Taiwan belum menerima laporan mengenai adanya korban jatuhnya pesawat TransAsia Airways di Sungai Keelung, Taipei, yang berasal dari Indonesia.
"Sampai sekarang kami belum menerima laporan ada atau tidaknya korban dari Indonesia dalam peristiwa kecelakaan pesawat itu," kata Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Harsono Aris Yuwono, Rabu.
Meskipun demikian, pihaknya terus memantau perkembangan evakuasi korban yang dilakukan oleh petugas dan tenaga sukarelawan Taiwan di lokasi kecelakaan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari KDEI itu.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Taiwan (CNA) bahwa pesawat jenis ATR72-600 milik maskapai penerbangan TransAsia Airways jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Bandar Udara Songshan, Taipei, Rabu pagi.
Pesawat domestik yang mengangkut 58 orang penumpang tujuan Pulau Kinmen itu menukik dan menabrak badan jembatan sebelum jatuh ke Sungai Keelung.
Hingga Rabu sore jumlah penumpang yang tewas sebanyak 13 orang. Juru bicara pemerintah setempat memperkirakan masih banyak penumpang yang terjebak di dalam pesawat, dan tenggelam di sungai yang membelah Kota Taipei itu.
Jika dilihat bandara tujuan pesawat jenis "turboprop" bermesin ganda itu adalah Pulau Kinmen, maka dipastikan bukan daerah kantong tenaga kerja Indonesia.
"Pulau Kinmen yang masih berada di dalam wilayah Taiwan memang bukan tujuan utama TKI. TKI kita banyak yang bekerja di Pulau Penghu sebagai nelayan," ungkap Harsono.
Walau begitu, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari pemerintah Taiwan untuk memastikan ada atau tidaknya korban berasal dari Indonesia.
Saat musibah itu terjadi pada Rabu pagi, cuaca di Taipei pada umumnya berawan disertai hujan rintik-rintik. Dalam tiga hari terakhir wilayah Taipei diguyur hujan disertai angin.
Namun, sampai sekarang Administrator Penerbangan Sipil Taiwan (CAA) masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
Kecelakaan pesawat tersebut merupakan yang kedua kalinya menimpa maskapai penerbangan TransAsia dalam tujuh bulan terakhir. Pada bulan Juli 2014, pesawat TransAsia ATR72-500 jatuh di Pulau Penghu yang menewaskan 49 orang penumpang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sampai sekarang kami belum menerima laporan ada atau tidaknya korban dari Indonesia dalam peristiwa kecelakaan pesawat itu," kata Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Harsono Aris Yuwono, Rabu.
Meskipun demikian, pihaknya terus memantau perkembangan evakuasi korban yang dilakukan oleh petugas dan tenaga sukarelawan Taiwan di lokasi kecelakaan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari KDEI itu.
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Taiwan (CNA) bahwa pesawat jenis ATR72-600 milik maskapai penerbangan TransAsia Airways jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Bandar Udara Songshan, Taipei, Rabu pagi.
Pesawat domestik yang mengangkut 58 orang penumpang tujuan Pulau Kinmen itu menukik dan menabrak badan jembatan sebelum jatuh ke Sungai Keelung.
Hingga Rabu sore jumlah penumpang yang tewas sebanyak 13 orang. Juru bicara pemerintah setempat memperkirakan masih banyak penumpang yang terjebak di dalam pesawat, dan tenggelam di sungai yang membelah Kota Taipei itu.
Jika dilihat bandara tujuan pesawat jenis "turboprop" bermesin ganda itu adalah Pulau Kinmen, maka dipastikan bukan daerah kantong tenaga kerja Indonesia.
"Pulau Kinmen yang masih berada di dalam wilayah Taiwan memang bukan tujuan utama TKI. TKI kita banyak yang bekerja di Pulau Penghu sebagai nelayan," ungkap Harsono.
Walau begitu, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari pemerintah Taiwan untuk memastikan ada atau tidaknya korban berasal dari Indonesia.
Saat musibah itu terjadi pada Rabu pagi, cuaca di Taipei pada umumnya berawan disertai hujan rintik-rintik. Dalam tiga hari terakhir wilayah Taipei diguyur hujan disertai angin.
Namun, sampai sekarang Administrator Penerbangan Sipil Taiwan (CAA) masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
Kecelakaan pesawat tersebut merupakan yang kedua kalinya menimpa maskapai penerbangan TransAsia dalam tujuh bulan terakhir. Pada bulan Juli 2014, pesawat TransAsia ATR72-500 jatuh di Pulau Penghu yang menewaskan 49 orang penumpang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015