Denpasar (Antara Bali) - Pengrajin Bali mampu memadukan kerajinan berbahan baku akar kayu berukuran menengah hingga besar, dipadukan dengan kerajinan gelas sehingga kelihatan unik dan menarik dan pemasarannya menembus Amerika Serikat.

"Ini merupakan kerajinan jenis terbaru yang dibuat pengrajin dengan menggunakan desain yang dirancang dari perpaduan antara akar kayu dengan kerajinan gelas," kata seorang pengusaha kerajinan Bali, Made Subamia di kawasan pusat patung kayu Desa Mas Ubud, Kabupaten Gianyar, Rabu.

Masyarakat luar negeri dulunya ke Bali ingin membeli patung, sekarang sudah mulai bergeser dengan membeli barang seni jenis antik. Selain akar kayu berukuran besar termasuk pintu rumah dan dinding setelah diukir dan dicat sehingga kelihatannya seolah-olah antik.

Barang seni bernilai jenis baru memiliki nilai jual tinggi dan barang seni jenis ini hasil karya seniman Bali laku keras ke luar negeri. Produksi barang seni yang semakin berkembang ternyata banyak diminati dan dikoleksi pecinta mancanegara mulai Asia, Eropa, hingga AS.

Perajin ukir yang tersebar di Pulau Dewata kreatif mengembangkan desain baru yang sesuai dengan seleranya. Pencinta seni Nusantara juga banyak membeli jenis ini, kata Made sambil menunjukkan akar kayu yang ujungnya ditutupi gelas cembung berukuran besar.

Konsumen mancanegara menginginkan aneka barang seni jenis antik dan unik, maka hasil kerajinan Bali terutama berbahan baku kayu hampir 24 persen memenuhi pangsa pasar asal Amerika Serikat, kemudian baru asal Singapura dan Eropa lainnya.

AS merupakan pembeli aneka barang kerajinan dan nonmigas Bali terbesar selama ini yakni mencapai 114, juta dolar AS selama 2014, atau 21,30 persen dari seluruh perolehan devisa sebesar 536,3 juta dolar sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali.

Disamping Amerika Serikat, konsumen asal Jepang menempati posisi kedua dalam pembelian barang-barang kerajinan bernilai seni buatan masyarakat Pulau Dewata seharga 61,5 juta dolar dan Singapura diurutan ketiga senilai 47,3 juta dolar AS. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015