Denpasar (Antara Bali) - Pejabat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali optimistis bahwa kegiatan usaha di Pulau Dewata membaik selama 2015 setelah pada triwulan IV tahun 2014 masih melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Optimisme membaiknya kegiatan dunia usaha sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2015 yang masih akan tumbuh pada kisaran 6,0 hingga 6,5 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati di Denpasar, Senin.

Menurut dia, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor ekonomi di Pulau Dewata didorong oleh membaiknya daya beli seiring penurunan harga empat komoditas oleh Pemerintah seperti premium, solar, elpiji 12 kilogram dan semen yang diproduksi grup PT Semen Indonesia.

Dia menjelaskan bahwa masih kuatnya konsumsi juga direspon positif oleh sektor perdagangan.

"Dengan adanya penurunan empat komoditas tersebut, para pelaku usaha juga dapat memiliki peluang menurunkan harga jual. Sedangkan akibat naiknya konsumsi dari rumah tangga dan turunnya biaya produksi, para pelaku usaha juga akan memperoleh peluang meningkatkan jumlah produksi," imbuh Dewi.

Dewi mengungkapkan bahwa perkiraan meningkatnya kegiatan usaha tercermin dari Saldo Bersih Teertimbang (SBT) kegiatan usaha sebesar 22,37 persen.

Peningkatan kegiatan dunia usaha terutama didorong oleh ekspansi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan SBT sebesar 11,86 persen dan jasa-jasa dengan SBT 6,15 persen.

SBT, lanjut dia, merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh bank sentral itu kepada kurang lebih 100 perusahaan yang tersebar di wilayah kota/kabupaten di Provinsi Bali.

Penghitungan itu yakni dengan perkalian Saldo Bersih (SB) tiap sektor/subsektor dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan.

Sedangkan SB merupakan selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban "meningkat" dan yang memberikan jawaban "menurun", serta mengabaikan jawaban "sama".

Sementara itu terkait pelambatan kegiatan usaha pada tahun 2014, Dewi menjelaskan bahwa perlambatan utama pada triwulan keempat 2014 terjadi pada sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran (PHR) sebesar 13,52 poin yaitu dari SBT 8,08 persen di triwulan III 2014 menjadi minus 5,44 persen dpada triwulan IV 2014.

Selain sektor PHR, sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi juga merupakan sektor yang juga mengalami perlambatan yaitu masing-masing sebesar 10,12 poin menjadi minus 1,10 persen dan 1,41 poin menjadi minus 2,08 persen. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015