Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, potensi budidaya lebih dilirik dunia internasional dan lebih berkembang secara global dibandingkan dengan perikanan tangkap.

        "Dalam 10 tahun terakhir produksi perikanan tangkap dunia level off, sedang perikanan budidaya tumbuh 8 persen per tahun," kata Indroyono Soesilo setelah Rakor Perikanan Budidaya di Kantor Kemenko Kemaritiman di Jakarta, Kamis.

        Dia memaparkan, produksi perikanan dunia yang terdiri atas 148 juta ton per tahun yang terdiri atas 88 juta ton per tahun dari perikanan tangkap, dan 60 juta ton dari kegiatan budidaya.

        Apalagi, ledakan populasi dunia dari sekitar 7 miliar orang saat ini hingga diperkirakan bakal mencapai 9 miliar orang pada 2050 diperkirakan bakal memacu konsumsi ikan secara global sehingga mewujudkan swasembada ikan juga menopang ketahanan pangan nasional.

        Sementara itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, pihaknya sedang membuat disain dan pemetaan secara total sehingga menghitung berapa investasi perikanan budidaya yang diperlukan.

        "Kita harus mengelola budidaya perikanan sehingga dapat memenuhi pasar domestik dan pasar dunia," kata Mendag dan mengingatkan, pasar dunia kerap diisi produk dari negara lain yang mengambil ikan secara ilegal dari kawasan perairan Indonesia.

        Sebelumnya, KKP mendorong pembudidaya perikanan di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan kemandirian induk dan benih unggul terutama untuk sejumlah komoditas unggulan.

        "Beberapa komoditas budidaya air tawar saat ini sudah dapat menyediakan induk unggul, seperti ikan nila, lele, mas dan patin. Ke depan, kita akan dorong kemandirian induk dan benih unggul untuk komoditas lain seperti udang vaname, dan juga komoditas lainnya," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.

        Slamet memaparkan, kemandirian yang dimaksud adalah bahwa dalam satu wilayah atau kawasan dapat memenuhi kebutuhan benih dan induk unggul secara cukup dan berkelanjutan, sehingga tidak mendatangkan induk atau benih dari daerah lain. (WDY)

Pewarta: Oleh Muhammad Razi Rahman

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015