Beijing (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan
Djalil diterima Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, guna membahas
hubungan dan kerja sama kedua negara terutama dalam bidang ekonomi.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil diterima di Balai Agung Rakyat sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Dalam pertemuan, yang dirangkai santap siang itu, Menko Perekonomian Sofyan Djalil didampingi Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang, deputi kementerian koordinator ekonomi, dan kementerian luar negeri.
Secara umum kerja sama ekonomi kedua negara telah berjalan baik dan menunjukkan tren positif.
Catatan Kementerian Koordinator Perekonomian menyebutkan hubungan perdagangan kedua negara selama lima tahun terakhir (2009-2013) menunjukkan tren positif sekitar 19,58 persen, meski total nilai neraca perdagangan kedua negara, masih lebih menguntungkan pihak Tiongkok, khususnya setelah diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area.
Sejak CAFTA diberlakukan pada 2010, defisit perdagangan Indonesia dan Tiongkok terus meningkat terutama pada sektor industri. Total defisit Indonesia pada sektor industri selama kurun 2009-2013 tercatat 16,7 miliar dolar AS, yang pada 2012 mencapai rekor tertinggi dengan nilai 6,3 miliar dolar AS dan menurun menjadi 5,5 miliar dolar AS.
Sedangkan pada sektor perdagangan total nilai perdagangan Indonesia dan Tiongkok pada 2013 tercatat 52,4 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 22,6 miliar dolar AS dan impor sebesar 29,8 miliar dolar AS.
Sementara untuk periode Januari-Oktober 2014 ekspor Indonesia ke Tiongkok tercatat 14,6 miliar dolar AS dan impor sebesar 25,0 miliar dolar AS, dengan total perdagangan sebesar 39,7 miliar dolar AS.
Di bidang investasi, pada 2014 hingga triwulan ketiga realisasi investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 328 juta dolar AS dengan jumlah proyek 435, atau menduduki peringkat ke-12 realisasi investasi berdasar negara asal.
Pada 2013 realisasi investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 296,8 juta dolar AS dengan 411 proyek.
Indonesia dan Tiongkok sepakat memperkuat hubungan dan kerja sama ekonomi yang telah berjalan baik selama ini, dengan menggelar dialog pertama ekonomi tingkat tinggi Indonesia-Tiongkok yang berlangsung di Beijing pada Senin (26/1).
Dalam dialog tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Sofyan Djalil dan delegasi Tiongkok dipimpin Dewan Negara Yang Jiechi.
Penguatan kerja sama ekonomi itu antara lain dengan meningkatkan kerja sama perdagangan yang berkelanjutan, investasi bidang infrastruktur dan bidang lainnya, energi, keuangan, pertanian dan perikanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Menko Perekonomian Sofyan Djalil diterima di Balai Agung Rakyat sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Dalam pertemuan, yang dirangkai santap siang itu, Menko Perekonomian Sofyan Djalil didampingi Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo, Gubernur Sulawesi Utara Sarundajang, deputi kementerian koordinator ekonomi, dan kementerian luar negeri.
Secara umum kerja sama ekonomi kedua negara telah berjalan baik dan menunjukkan tren positif.
Catatan Kementerian Koordinator Perekonomian menyebutkan hubungan perdagangan kedua negara selama lima tahun terakhir (2009-2013) menunjukkan tren positif sekitar 19,58 persen, meski total nilai neraca perdagangan kedua negara, masih lebih menguntungkan pihak Tiongkok, khususnya setelah diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area.
Sejak CAFTA diberlakukan pada 2010, defisit perdagangan Indonesia dan Tiongkok terus meningkat terutama pada sektor industri. Total defisit Indonesia pada sektor industri selama kurun 2009-2013 tercatat 16,7 miliar dolar AS, yang pada 2012 mencapai rekor tertinggi dengan nilai 6,3 miliar dolar AS dan menurun menjadi 5,5 miliar dolar AS.
Sedangkan pada sektor perdagangan total nilai perdagangan Indonesia dan Tiongkok pada 2013 tercatat 52,4 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 22,6 miliar dolar AS dan impor sebesar 29,8 miliar dolar AS.
Sementara untuk periode Januari-Oktober 2014 ekspor Indonesia ke Tiongkok tercatat 14,6 miliar dolar AS dan impor sebesar 25,0 miliar dolar AS, dengan total perdagangan sebesar 39,7 miliar dolar AS.
Di bidang investasi, pada 2014 hingga triwulan ketiga realisasi investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 328 juta dolar AS dengan jumlah proyek 435, atau menduduki peringkat ke-12 realisasi investasi berdasar negara asal.
Pada 2013 realisasi investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 296,8 juta dolar AS dengan 411 proyek.
Indonesia dan Tiongkok sepakat memperkuat hubungan dan kerja sama ekonomi yang telah berjalan baik selama ini, dengan menggelar dialog pertama ekonomi tingkat tinggi Indonesia-Tiongkok yang berlangsung di Beijing pada Senin (26/1).
Dalam dialog tersebut delegasi Indonesia dipimpin Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Sofyan Djalil dan delegasi Tiongkok dipimpin Dewan Negara Yang Jiechi.
Penguatan kerja sama ekonomi itu antara lain dengan meningkatkan kerja sama perdagangan yang berkelanjutan, investasi bidang infrastruktur dan bidang lainnya, energi, keuangan, pertanian dan perikanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015