Jakarta (Antara Bali) - Sebuah tes baru yang sederhana, cepat dan murah
untuk penyakit kusta diperlukan agar negara-negara miskin korban
penyakit tersebut dapat disembuhkan sebelum mereka menjadi cacat
permanen.
Peneliti Amerika mengembangkan tes untuk penyakit tersebut dan badan peraturan obat Brasil mendaftarkannya bulan lalu.
Sementara itu, sebuah perusahaan diagnostik Brasil, OrangeLife, akan memproduksinya dan menjualnya dengan harga kurang dari 1 dolar AS.
"Ini akan membawa kusta dari "Abad Kegelapan"," kata Dr William Levis, yang telah merawat pasien kusta di sebuah klinik rawat jalan Rumah Sakit Bellevue selama 30 tahun, seperti dilansir New York Times.
Banyak yang menganggap kusta, atau yang disebut dengan Hansen’s disease, adalah peninggalan dari masa lalu, namun setiap tahun sekitar 250.000 orang di seluruh dunia terjangkit penyakit tersebut.
Brasil adalah salah satu negara dengan penyakit kusta terbanyak, diantara India, Filipina, Indonesia dan Republik Demokratik Kongo, sementara Amerika Serikat memiliki 150 sampai 250 diagnosis baru setiap tahunnya yang sebagian besar berasal dari imigran.
Kusta dapat disembuhkan, sehingga deteksi yang lebih baik dapat menjadikan penyakit tersebut seperti polio dan penyakit cacing Guinea yang menurut para ahli saat ini sudah di ambang pemberantasan.
Tes baru memberikan hasil dalam waktu kurang dari 10 menit dan jauh lebih sederhana dibandingkan dengan metode diagnostik pemotongan nodul terbuka, seperti daun telinga, lalu menganilsa bakterinya dengan menggunakan mikroskop.
"Alat ini bekerja seperti tes kehamilan dan hanya memerlukan satu tetes darah," kata Malcolm S. Duthie, yang memimpin pengembangan tes tersebut di Infectious Disease Research Institute di Seattle.
"Saya bisa mengajari orang lain untuk menggunakannya," katanya.
Yang lebih penting, menurut dia, tes tersebut diharapkan untuk tetap dilakukan minimal satu tahun sebelum gejala muncul, karena pengobatan lebih dini dimulai, semakin baik hasilnya.
Kusta disebabkan oleh bakteri, Mycobacterium leprae, terkait dengan salah satu yang menyebabkan tuberkulosis, namun mereproduksi sangat lambat sehingga sering kali gejala baru muncul selama tujuh tahun.
"Kami jelas senang tentang hal ini," kata Bill Simmons, presiden American Leprosy Missions, sebuah kelompok bantuan medis Kristen yang telah memerangi penyakit tersebut sejak 1906. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Peneliti Amerika mengembangkan tes untuk penyakit tersebut dan badan peraturan obat Brasil mendaftarkannya bulan lalu.
Sementara itu, sebuah perusahaan diagnostik Brasil, OrangeLife, akan memproduksinya dan menjualnya dengan harga kurang dari 1 dolar AS.
"Ini akan membawa kusta dari "Abad Kegelapan"," kata Dr William Levis, yang telah merawat pasien kusta di sebuah klinik rawat jalan Rumah Sakit Bellevue selama 30 tahun, seperti dilansir New York Times.
Banyak yang menganggap kusta, atau yang disebut dengan Hansen’s disease, adalah peninggalan dari masa lalu, namun setiap tahun sekitar 250.000 orang di seluruh dunia terjangkit penyakit tersebut.
Brasil adalah salah satu negara dengan penyakit kusta terbanyak, diantara India, Filipina, Indonesia dan Republik Demokratik Kongo, sementara Amerika Serikat memiliki 150 sampai 250 diagnosis baru setiap tahunnya yang sebagian besar berasal dari imigran.
Kusta dapat disembuhkan, sehingga deteksi yang lebih baik dapat menjadikan penyakit tersebut seperti polio dan penyakit cacing Guinea yang menurut para ahli saat ini sudah di ambang pemberantasan.
Tes baru memberikan hasil dalam waktu kurang dari 10 menit dan jauh lebih sederhana dibandingkan dengan metode diagnostik pemotongan nodul terbuka, seperti daun telinga, lalu menganilsa bakterinya dengan menggunakan mikroskop.
"Alat ini bekerja seperti tes kehamilan dan hanya memerlukan satu tetes darah," kata Malcolm S. Duthie, yang memimpin pengembangan tes tersebut di Infectious Disease Research Institute di Seattle.
"Saya bisa mengajari orang lain untuk menggunakannya," katanya.
Yang lebih penting, menurut dia, tes tersebut diharapkan untuk tetap dilakukan minimal satu tahun sebelum gejala muncul, karena pengobatan lebih dini dimulai, semakin baik hasilnya.
Kusta disebabkan oleh bakteri, Mycobacterium leprae, terkait dengan salah satu yang menyebabkan tuberkulosis, namun mereproduksi sangat lambat sehingga sering kali gejala baru muncul selama tujuh tahun.
"Kami jelas senang tentang hal ini," kata Bill Simmons, presiden American Leprosy Missions, sebuah kelompok bantuan medis Kristen yang telah memerangi penyakit tersebut sejak 1906. (WDY)
Penerjemah: Arindra Meodia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015