Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menilai kebijakan penghapusan tiket pesawat murah yang diambil Kementerian Perhubungan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.

"Memang sedikit tidaknya akan berpengaruh, tetapi tidak akan begitu signifikan dan tidak berlangsung lama," katanya di Denpasar, Selasa.

Pihaknya meyakini penghapusan tiket pesawat murah itu tidak terlalu berdampak bagi Bali karena kebutuhan wisatawan untuk `refreshing` dan melakukan berbagai kegiatan di Pulau Dewata cukup tinggi.

Oleh karena itu, menurut Sudikerta, tidak perlu terlalu dikhawatirkan akan terjadi penurunan kunjungan wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara maupun domestik.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra. "Saya pikir ada pengaruhnya sedikit namun tidak sampai merugikan Bali," ucapnya.

Yuniartha mengatakan Bali memiliki "taksu" atau semacam daya tarik spiritual sehingga menyebabkan orang-orang tetap ingin datang ke Bali.

"Mudah-mudahan tidak terjadi penurunan yang berarti," ucapnya sembari menyebutkan tentunya kebijakan penghapusan tiket murah itu diambil sebagai bagian untuk memperbaiki sistem sehingga nantinya bisa lebih bersaing dengan maskapai lainnya.

Di sisi lain, kata dia, untuk mencegah terjadinya penurunan kunjungan wisatawan, perlu disiasati langkah-langkah antara pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk tetap menjaga kepariwisataan Bali tetap baik.

Yuniartha menambahkan, awal tahun biasanya memang kunjungan wisatawan agak menurun tetapi hal itu bukan dipengaruhi karena penghapusan tiket pesawat murah.

Kunjungan wisatawann mancanegara selama 2014 sekitar 3,6 juta jiwa dan tujuh juta wisatawan domestik. (WDY)

Pewarta: Oleh Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015