Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat bahwa realisasi kredit untuk konstruksi perumahan di Pulau Dewata selama tahun 2014 mengalami perlambatan.
Kepala BI Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa penyaluran kredit kepada sektor konstruksi, khususnya konstruksi perumahan yang mengalami perlambatan dari 55,19 persen hingga November 2013 menjadi 48,40 persen.
"Perlambatan ini tampak lebih tajam jika penyaluran kredit kepada konstruksi perumahan tidak memperhitungkan konstruksi perumahan sederhana," katanya.
Perumahan sederhana tersebut kata dia, meliputi perumahan BTN serta Perumnas yang melambat dari 69,28 persen hingga November 2013 menjadi 30,77 persen hingga November 2014.
Hal itu menunjukkan bahwa meski secara umum penyaluran kredit konstruksi perumahan melambat, namun kondisi itu masih tertahan oleh pertumbuhan penyaluran kredit perumahan BTN maupun Perumnas.
Dari sisi kredit rumah tangga, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan hingga periode November 2014 menunjukkan pertumbuhan 12,9 persen meski melambat dibandingkan penyaluran KPR hingga periode November 2013 yang mencapai 24,28 persen.
Bank sentral itu mencatat bahwa KPR untuk tipe rumah 21 hingga periode 2014 hingga November di Pulau Dewata tercatat sebanyak Rp3,27 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2013 yakni Rp3,01 triliun.
Untuk tipe rumah 22 hingga tipe 70 untuk tahun 2014 jumlah penyaluran KPR hingga November mencapai Rp3,56 triliun, melonjak dibandingkan periode sama tahun 2013 mencapai Rp3,11 triliun.
Sedangkan untuk tipe 70 ke atas hingga November 2014 mencapai Rp3,65 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2013 mencapai Rp3,16 triliun.
BI Bali mencatat secara umum perkembangan kredit selama tahun 2014 mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit secara tahunan mengalami perlambatan dari 25,67 persen hingga November 2013 menjadi 16,73 persen hingga November 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kepala BI Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa penyaluran kredit kepada sektor konstruksi, khususnya konstruksi perumahan yang mengalami perlambatan dari 55,19 persen hingga November 2013 menjadi 48,40 persen.
"Perlambatan ini tampak lebih tajam jika penyaluran kredit kepada konstruksi perumahan tidak memperhitungkan konstruksi perumahan sederhana," katanya.
Perumahan sederhana tersebut kata dia, meliputi perumahan BTN serta Perumnas yang melambat dari 69,28 persen hingga November 2013 menjadi 30,77 persen hingga November 2014.
Hal itu menunjukkan bahwa meski secara umum penyaluran kredit konstruksi perumahan melambat, namun kondisi itu masih tertahan oleh pertumbuhan penyaluran kredit perumahan BTN maupun Perumnas.
Dari sisi kredit rumah tangga, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan hingga periode November 2014 menunjukkan pertumbuhan 12,9 persen meski melambat dibandingkan penyaluran KPR hingga periode November 2013 yang mencapai 24,28 persen.
Bank sentral itu mencatat bahwa KPR untuk tipe rumah 21 hingga periode 2014 hingga November di Pulau Dewata tercatat sebanyak Rp3,27 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2013 yakni Rp3,01 triliun.
Untuk tipe rumah 22 hingga tipe 70 untuk tahun 2014 jumlah penyaluran KPR hingga November mencapai Rp3,56 triliun, melonjak dibandingkan periode sama tahun 2013 mencapai Rp3,11 triliun.
Sedangkan untuk tipe 70 ke atas hingga November 2014 mencapai Rp3,65 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2013 mencapai Rp3,16 triliun.
BI Bali mencatat secara umum perkembangan kredit selama tahun 2014 mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit secara tahunan mengalami perlambatan dari 25,67 persen hingga November 2013 menjadi 16,73 persen hingga November 2014. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015