Denpasar (Antara Bali) - Buah kurma (Phoenix dactylifera), penganan yang khas disajikan pada bulan Ramadhan, ternyata tidak hanya disukai warga Muslim namun umat di luar itu juga turut berburu jenis buah yang banyak tumbuh di Arab Saudi tersebut.
"Pada bulam puasa permintaan kurma sebagai hidangan berbuka puasa cukup tinggi, tidak hanya dari kalangan warga Muslim namun juga warga non-Muslim," kata Venna, seorang pedagang di seputaran Denpasar, Bali, Senin.
Menurut Venna, saat menjelang bulan puasa, pihaknya sudah menyediakan kurma lebih banyak dibanding hari biasa. "Kalau hari biasa itu paling hanya beberapa kotak saja, sedang pada bulan puasa saya menyetok barang lebih banyak," ujarnya
Venna menjual berbagai jenis kurma, seperti kurma madu Yamman yang konon sebagai kurma paling laku dengan harga jual Rp35 ribu per-kilogram. Kurma Tunisia dijual Rp65.000, dan kurma Madinah dipatok seharga Rp45.000/kg.
Selain itu California, di mana kurma jenis ini adalah kurma yang memiliki ukuran lebih besar ketimbang kurma yang lainnya, sehingga Venna mematok harga kurma tersebut sekitar Rp165.000 perkilonya.
Beragam jenis kurma didatangkan dari pedagang besar yang ada di Jakarta ataupun Surabaya, Jawa Timur, kemudian dijual di Denpasar seperti di Kampung Arab Jalan Kalimantan.
Tingginya permintaan kurma semenjak bulan puasa ini juga diakui Muh Raffi yang menjajakan kurma di Jalan Sulawesi, Denpasar.
"Selain mereka yang menunaikan ibadah puasa, banyak juga pembeli yang datang dari masyarakat nonmuslim," ujar dia.
Akibat banyaknya permintaan kurma, ia mengaku menyediakan buah itu dalam jumlah yang lebih banyak. "Dibandingkan hari-hari biasa, sekarang saat sedia dalam jumlah yang jauh lebih banyak," katanya.
Namun demikian, ia menyebutkan bahwa permintaan kurma dari masyarakat nonmuslim tidak sebesar warga yang menjalankan ibadah puasa.
Warga nonmuslim biasanya mengkonsumsi kurma hanya sebatas camilan saja. Sementara kurma bagi warga muslim dipakai hidangan pembuka puasa sebelum mereka menikamati makan utama, katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Pada bulam puasa permintaan kurma sebagai hidangan berbuka puasa cukup tinggi, tidak hanya dari kalangan warga Muslim namun juga warga non-Muslim," kata Venna, seorang pedagang di seputaran Denpasar, Bali, Senin.
Menurut Venna, saat menjelang bulan puasa, pihaknya sudah menyediakan kurma lebih banyak dibanding hari biasa. "Kalau hari biasa itu paling hanya beberapa kotak saja, sedang pada bulan puasa saya menyetok barang lebih banyak," ujarnya
Venna menjual berbagai jenis kurma, seperti kurma madu Yamman yang konon sebagai kurma paling laku dengan harga jual Rp35 ribu per-kilogram. Kurma Tunisia dijual Rp65.000, dan kurma Madinah dipatok seharga Rp45.000/kg.
Selain itu California, di mana kurma jenis ini adalah kurma yang memiliki ukuran lebih besar ketimbang kurma yang lainnya, sehingga Venna mematok harga kurma tersebut sekitar Rp165.000 perkilonya.
Beragam jenis kurma didatangkan dari pedagang besar yang ada di Jakarta ataupun Surabaya, Jawa Timur, kemudian dijual di Denpasar seperti di Kampung Arab Jalan Kalimantan.
Tingginya permintaan kurma semenjak bulan puasa ini juga diakui Muh Raffi yang menjajakan kurma di Jalan Sulawesi, Denpasar.
"Selain mereka yang menunaikan ibadah puasa, banyak juga pembeli yang datang dari masyarakat nonmuslim," ujar dia.
Akibat banyaknya permintaan kurma, ia mengaku menyediakan buah itu dalam jumlah yang lebih banyak. "Dibandingkan hari-hari biasa, sekarang saat sedia dalam jumlah yang jauh lebih banyak," katanya.
Namun demikian, ia menyebutkan bahwa permintaan kurma dari masyarakat nonmuslim tidak sebesar warga yang menjalankan ibadah puasa.
Warga nonmuslim biasanya mengkonsumsi kurma hanya sebatas camilan saja. Sementara kurma bagi warga muslim dipakai hidangan pembuka puasa sebelum mereka menikamati makan utama, katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010