Denpasar (Antara Bali) - Modal pengembangan usaha tanaman cabai merah untuk lahan seluas satu hektare dalam sekali musim tanam di Bali mencapai Rp48,29 juta.
"Pengeluaran paling besar untuk upah pekerja Rp17,80 juta (36,86 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, data akurat tersebut diperoleh dari hasil Sensus Pertanian tahun 2013 yang dilakukan secara rinci terhadap tanaman palawija, pertanian, komoditas perikanan dan kelautan serta sektor peternakan dan kehutanan.
Biaya operasional tersebut juga untuk biaya pemupukan sebesar 21,28 persen, mulsa 10,28 persen, pestisida 8,65 persen dan sewa lahan 6,72 persen.
Panasunan Siregar menambahkan. sedangkan tanaman cabai pada musim hujan biaya produksinya lebih mahal yakni mencapai Rp52,90 juta dibandingkan dengan musim kemarau Rp45.40 juta/hektare.
Perbedaan pengeluaran tersebut umumnya untuk upah pekerja yang ditanam pada musim kemarau dan musim hujan.
Selain itu biaya pestisida pada musim kemarau lebih sedikit dibanding musim hujan.
Bali setiap tahunnya mampu memproduksi cabai besar segar sekitar 15.430 ton, 7.760 ton di antaranya dihasilkan dari Kabupaten Bangli, menyusul Karangasem 5.880 ton.
Panasunan Siregar menambahkan, lima kabupaten dan kota lainnya di Bali secara total hanya memproduksi 3.790 ton, karena Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar sama sekali tidak menghasilkan matadagangan tersebut.
Dengan demikian Kabupaten Bangli memberikan kontribusi sebesar 50,29 persen dari total produksi Bali secara keseluruhan, menyusul Kabupaten Karangasem 25,15 persen dan kabupaten lainnya 24,57 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, selama tiga tahun terakhir produksi tertinggi diraih Kabupaten Bangli pada tahun 2013 sebanyak 7.760 ton, Kabupaten Karangasem tertinggi pada tahun 2011 sebanyak 5.030 ton dan kabupaten lainnya 2013 tercatat 3.790 ton
Luas panen tertinggi terjadi di Kabupaten Bangli pada tahun 2011 seluas 575 hektare, Karangasem tertinggi tahun 2012 seluas 256 hektare dan di kabupaten lainnya 386 hektare.
Produktivtas tertinggi untuk kabupaten Bangli 14,50 ton hektare, Kabupaten Karangasem 19,64 hektare dan kabupaten lainnya 10,53 hektare.
Perkembangan produktivitas cabai besar pada tahun 2013 relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan dan Bangli, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Pengeluaran paling besar untuk upah pekerja Rp17,80 juta (36,86 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panasunan Siregar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, data akurat tersebut diperoleh dari hasil Sensus Pertanian tahun 2013 yang dilakukan secara rinci terhadap tanaman palawija, pertanian, komoditas perikanan dan kelautan serta sektor peternakan dan kehutanan.
Biaya operasional tersebut juga untuk biaya pemupukan sebesar 21,28 persen, mulsa 10,28 persen, pestisida 8,65 persen dan sewa lahan 6,72 persen.
Panasunan Siregar menambahkan. sedangkan tanaman cabai pada musim hujan biaya produksinya lebih mahal yakni mencapai Rp52,90 juta dibandingkan dengan musim kemarau Rp45.40 juta/hektare.
Perbedaan pengeluaran tersebut umumnya untuk upah pekerja yang ditanam pada musim kemarau dan musim hujan.
Selain itu biaya pestisida pada musim kemarau lebih sedikit dibanding musim hujan.
Bali setiap tahunnya mampu memproduksi cabai besar segar sekitar 15.430 ton, 7.760 ton di antaranya dihasilkan dari Kabupaten Bangli, menyusul Karangasem 5.880 ton.
Panasunan Siregar menambahkan, lima kabupaten dan kota lainnya di Bali secara total hanya memproduksi 3.790 ton, karena Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar sama sekali tidak menghasilkan matadagangan tersebut.
Dengan demikian Kabupaten Bangli memberikan kontribusi sebesar 50,29 persen dari total produksi Bali secara keseluruhan, menyusul Kabupaten Karangasem 25,15 persen dan kabupaten lainnya 24,57 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, selama tiga tahun terakhir produksi tertinggi diraih Kabupaten Bangli pada tahun 2013 sebanyak 7.760 ton, Kabupaten Karangasem tertinggi pada tahun 2011 sebanyak 5.030 ton dan kabupaten lainnya 2013 tercatat 3.790 ton
Luas panen tertinggi terjadi di Kabupaten Bangli pada tahun 2011 seluas 575 hektare, Karangasem tertinggi tahun 2012 seluas 256 hektare dan di kabupaten lainnya 386 hektare.
Produktivtas tertinggi untuk kabupaten Bangli 14,50 ton hektare, Kabupaten Karangasem 19,64 hektare dan kabupaten lainnya 10,53 hektare.
Perkembangan produktivitas cabai besar pada tahun 2013 relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan dan Bangli, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015