Denpasar (Antara Bali) - Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar belum menerima permintaan autopsi jenazah warga Belanda, Hendrikus Bernandus Jacobus Maria (70) oleh pihak keluarga dan kepolisian.
"Permintaan autopsi jenazah Hendrikus belum kami terima," kata Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, di Denpasar, Rabu.
Ia menuturkan bahwa untuk mengetahui penyebab kematian korban harus dilakukan upaya autopsi dan ada permintaan dari pihak keluarga atau konsulat Belanda, dan kepolisian.
Oleh sebab itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan konsulat Belanda untuk tindakan selanjutnya kepada jenazah korban.
"Untuk mengetahui penyebab kematian korban harus dilakukan upaya autopsi terlebih dahulu dan hari ini rencananya akan berkoordinasi dengan pihak konsulat," katanya.
Ia menuturkan jenazah korban diterima di IKJ RSUP Sanglah pada Selasa (6/1) sore dan langsung dilakukan pemeriksaa luar.
Dari hasil pemeriksaan tubuh jenazh tidak ditemukan adanya tanda - tanda kekerasan. Namun, ditemukan luka lecet pada hidung, pelipis kiri dan lengan kiri.
Ia menerangkan bahwa waktu kematian korban diperkirakan dua sampai 12 jam sebelum diperiksa.
Sebelumnya, Hendrikus Bernandus Jacobus Maria (70) seorang wisatawan Belanda tewas akibat jatuh dari sepeda angin yang sedang dinaikinya di jalur jurusan Tampaksiring-Kayuambua tepatnya di Banjar Temen, Desa Kayuambua, Susut, Kabupaten Bangli, Selasa (6/1).
Kecelakaan tunggal itu diduga akibat korban kelelahan mengayuh sepeda dari Ubud. Saat ditemukan kondisinya sudah kritis dan mengembuskan nafas terakhir sebelum mendapat perawatan medis.
Sampai saat ini, jenazah korban masih dititipkan di kamar jenazah RSUP Sanglah, Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Permintaan autopsi jenazah Hendrikus belum kami terima," kata Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, di Denpasar, Rabu.
Ia menuturkan bahwa untuk mengetahui penyebab kematian korban harus dilakukan upaya autopsi dan ada permintaan dari pihak keluarga atau konsulat Belanda, dan kepolisian.
Oleh sebab itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan konsulat Belanda untuk tindakan selanjutnya kepada jenazah korban.
"Untuk mengetahui penyebab kematian korban harus dilakukan upaya autopsi terlebih dahulu dan hari ini rencananya akan berkoordinasi dengan pihak konsulat," katanya.
Ia menuturkan jenazah korban diterima di IKJ RSUP Sanglah pada Selasa (6/1) sore dan langsung dilakukan pemeriksaa luar.
Dari hasil pemeriksaan tubuh jenazh tidak ditemukan adanya tanda - tanda kekerasan. Namun, ditemukan luka lecet pada hidung, pelipis kiri dan lengan kiri.
Ia menerangkan bahwa waktu kematian korban diperkirakan dua sampai 12 jam sebelum diperiksa.
Sebelumnya, Hendrikus Bernandus Jacobus Maria (70) seorang wisatawan Belanda tewas akibat jatuh dari sepeda angin yang sedang dinaikinya di jalur jurusan Tampaksiring-Kayuambua tepatnya di Banjar Temen, Desa Kayuambua, Susut, Kabupaten Bangli, Selasa (6/1).
Kecelakaan tunggal itu diduga akibat korban kelelahan mengayuh sepeda dari Ubud. Saat ditemukan kondisinya sudah kritis dan mengembuskan nafas terakhir sebelum mendapat perawatan medis.
Sampai saat ini, jenazah korban masih dititipkan di kamar jenazah RSUP Sanglah, Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015