Denpasar (Antara Bali) - Ketua DPD I Partai Golkar Bali I Ketut Sudikerta menegaskan hanya ada satu ormas SOKSI dan organisasi pendiri Partai Beringin itu tetap solid di Pulau Dewata.
"Di Bali hanya ada satu SOKSI, yang saya lihat SOSKI di sini tetap solid," tegas Sudikerta, di sela-sela rapat konsolidasi Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Denpasar, Senin.
Hanya saja, Sudikerta tidak menjelaskan, ke arah mana dukungan SOKSI Bali mengingat hingga saat ini terdapat dualisme kepemimpinan Dewan Pimpinan Nasional Depinas SOKSI yakni kubu Ade Komarudin dan kubu Rusli Zaenal.
Seperti diketahui pasca munas SOKSI di Jakarta, Mei lalu karena terjadi kekisruhan, dewan pendiri mengambil alih munas hingga terpilih Ketua Umum Depinas SOKSI, Ade Komarudin.
Hanya saja muncul kepengurusan SOKSI yang baru dibawa kepemimpinan Rusli Zainal yang dihasilkan lewat munas lanjutan di Cisarua, Bogor.
Menanggapi dualisme kepemimpinan tersebut, ujar Sudikerta, ia berharap para kader SOKSI agar memikirkan bagaimana membesarkan organisasi kedepan dan segera mengakhiri perselisihan.
Untuk itu, ia sependapat perlunya ditempuh jalur rekonsiliasi dengan meminta masing-masing kubu untuk duduk bersama. "Tentunya kita berharap SOKSI bersatupadu untuk membesarkan organisasi," katanya.
Bagaimanapun, SOKSI yang berperan besar membidani kelahiran Partai Golkar bisa bersama-sama ormas lainnya baik yang didirikan Golkar, maupun yang ikut mendirikan partai berlambang pohon beringin itu.
"Kami berharap "euforia" berdemokrasi yang kerap memunculkan perbedaan pendapat, tatakala proses dinamika demokrasi selesai, ya harus kembali bersatu untuk menjalankan amanat organisasi,"" kata Sudikerta yang juga Wakil Bupati Badung ini.
Sebenarnya ia melihat, jalannya munas SOKSI lalu sudah berjalan cukup demokratis, karena itu Sudikerta selalu mendukung dan mengimbau para kader SOKSI lainnya, agar berfikir secara logis dan legowo dalam menerima hasil "euforia" demokrasi.
"Dalam demokrasi pasti ada yang kalah dan menang, yang menang harus merangkul yang kalah, yang kalah harus legowo menerima kekalahan, untuk kembali bersama-sama turut membesarakan Golkar," ajaknya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Di Bali hanya ada satu SOKSI, yang saya lihat SOSKI di sini tetap solid," tegas Sudikerta, di sela-sela rapat konsolidasi Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Denpasar, Senin.
Hanya saja, Sudikerta tidak menjelaskan, ke arah mana dukungan SOKSI Bali mengingat hingga saat ini terdapat dualisme kepemimpinan Dewan Pimpinan Nasional Depinas SOKSI yakni kubu Ade Komarudin dan kubu Rusli Zaenal.
Seperti diketahui pasca munas SOKSI di Jakarta, Mei lalu karena terjadi kekisruhan, dewan pendiri mengambil alih munas hingga terpilih Ketua Umum Depinas SOKSI, Ade Komarudin.
Hanya saja muncul kepengurusan SOKSI yang baru dibawa kepemimpinan Rusli Zainal yang dihasilkan lewat munas lanjutan di Cisarua, Bogor.
Menanggapi dualisme kepemimpinan tersebut, ujar Sudikerta, ia berharap para kader SOKSI agar memikirkan bagaimana membesarkan organisasi kedepan dan segera mengakhiri perselisihan.
Untuk itu, ia sependapat perlunya ditempuh jalur rekonsiliasi dengan meminta masing-masing kubu untuk duduk bersama. "Tentunya kita berharap SOKSI bersatupadu untuk membesarkan organisasi," katanya.
Bagaimanapun, SOKSI yang berperan besar membidani kelahiran Partai Golkar bisa bersama-sama ormas lainnya baik yang didirikan Golkar, maupun yang ikut mendirikan partai berlambang pohon beringin itu.
"Kami berharap "euforia" berdemokrasi yang kerap memunculkan perbedaan pendapat, tatakala proses dinamika demokrasi selesai, ya harus kembali bersatu untuk menjalankan amanat organisasi,"" kata Sudikerta yang juga Wakil Bupati Badung ini.
Sebenarnya ia melihat, jalannya munas SOKSI lalu sudah berjalan cukup demokratis, karena itu Sudikerta selalu mendukung dan mengimbau para kader SOKSI lainnya, agar berfikir secara logis dan legowo dalam menerima hasil "euforia" demokrasi.
"Dalam demokrasi pasti ada yang kalah dan menang, yang menang harus merangkul yang kalah, yang kalah harus legowo menerima kekalahan, untuk kembali bersama-sama turut membesarakan Golkar," ajaknya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010