Beijing (Antara Bali) - Konsulat Jenderal RI (KJRI) Shanghai menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam insiden terinjak-injak di The Bund, Shanghai, saat malam pergantian tahun.
"Sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden itu. Namun, kita tetap memantau sampai seluruh proses identifikasi korban selesai," kata Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Shanghai, Faraiditto Suharyono, kepada Antara di Beijing, Sabtu.
Para pejabat kota Shanghai mengatakan seorang warga Taiwan menjadi salah satu dari 36 korban yang tewas dan dari 49 warga yang luka, 13 di antaranya dalam kondisi kritis.
Terdapat pula warga Malaysia yang tewas dalam insiden tersebut.
"Saat ini sudah ada 32 korban tewas yang teridentifikasi, dan sisanya masih dalam proses," demikian Biro Keamanan Kota Shanghai melalui mikroblog-nya.
Terkait penyebaran kupon mirip mata uang dollar AS yang ditengarai pemicu terjadinya insiden, pihak kepolisian setempat menyatakan berdasar bukti sementara melalui sejumlah CCTV yang berada di area itu, alasan itu tidak berdasar.
Berdasar catatan rekaman CCTV, masyarakat mulai ramai memunguti kupon setelah insiden terjadi pukul 23.35 waktu setempat. Selain itu, tempat di mana kupon itu disebar dari sebuah gedung tinggi, berada agak jauh dari kerumunan masyarakat yang tengah berkumpul menanti detik-detik pergantian tahun.
Polisi mengenyampingkan laporan bahwa insiden dipicu oleh orang yang berebut kupon gratis yang dilempar dari satu bar di atas Bund agar orang pindah dari tempat menonton yang sudah terlalu penuh.
Insiden tersebut menjadi catatan tersendiri bagi kinerja aparat yang dianggap tidak mampu mengantisipasi insiden fatal itu.
Hingga kini lokasi insiden masih dijaga ketat aparat dan sebagian masyarakat masih berdatangan untuk menyampaikan doa, dan karangan bunga di alun-alun Chenyi, di kawasan The Bund. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden itu. Namun, kita tetap memantau sampai seluruh proses identifikasi korban selesai," kata Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Shanghai, Faraiditto Suharyono, kepada Antara di Beijing, Sabtu.
Para pejabat kota Shanghai mengatakan seorang warga Taiwan menjadi salah satu dari 36 korban yang tewas dan dari 49 warga yang luka, 13 di antaranya dalam kondisi kritis.
Terdapat pula warga Malaysia yang tewas dalam insiden tersebut.
"Saat ini sudah ada 32 korban tewas yang teridentifikasi, dan sisanya masih dalam proses," demikian Biro Keamanan Kota Shanghai melalui mikroblog-nya.
Terkait penyebaran kupon mirip mata uang dollar AS yang ditengarai pemicu terjadinya insiden, pihak kepolisian setempat menyatakan berdasar bukti sementara melalui sejumlah CCTV yang berada di area itu, alasan itu tidak berdasar.
Berdasar catatan rekaman CCTV, masyarakat mulai ramai memunguti kupon setelah insiden terjadi pukul 23.35 waktu setempat. Selain itu, tempat di mana kupon itu disebar dari sebuah gedung tinggi, berada agak jauh dari kerumunan masyarakat yang tengah berkumpul menanti detik-detik pergantian tahun.
Polisi mengenyampingkan laporan bahwa insiden dipicu oleh orang yang berebut kupon gratis yang dilempar dari satu bar di atas Bund agar orang pindah dari tempat menonton yang sudah terlalu penuh.
Insiden tersebut menjadi catatan tersendiri bagi kinerja aparat yang dianggap tidak mampu mengantisipasi insiden fatal itu.
Hingga kini lokasi insiden masih dijaga ketat aparat dan sebagian masyarakat masih berdatangan untuk menyampaikan doa, dan karangan bunga di alun-alun Chenyi, di kawasan The Bund. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015