Denpasar (Antara Bali) - Pengamat masalah sosial dan politik Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel S.Sos MSi menyampaikan perlunya pemerintah mengintensif dialog antar-kelompok dengan azas kesetaraan guna mencari penyelesaian bagi ancaman pluralisme di Indonesia.
"Dialog lintas kelompok dan agama itu sangat penting sebagai upaya mengatasi permasalahan yang muncul selama ini dan jangan melakukan pembiaran," kata Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel, yang juga adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Udayana, Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan hal lain yang tidak kalah penting ialah melakukan pendidikan mental dan meningkatkan kualitas manusia melalui proses pembelajaran.
Multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural selain geografis yang begitu beragam dan luas.
Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel menambahkan pluralisme atau sebuah kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain.
"Suatu kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau pembauran (pembiasan)," katanya.
Indonesia tidak dirancang untuk melindungi minoritas, dan juga tidak melindungi mayoritas, namun untuk melindungi setiap warga negara dan setiap anak bangsa!.
Dengan demikian Indonesia bukan milik sesuatu golongan, sesuatu agama, suku, golongan adat-istiadat, namun milik semua masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, ujar Ni Made Ras Amanda Gelgel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Dialog lintas kelompok dan agama itu sangat penting sebagai upaya mengatasi permasalahan yang muncul selama ini dan jangan melakukan pembiaran," kata Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel, yang juga adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Udayana, Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan hal lain yang tidak kalah penting ialah melakukan pendidikan mental dan meningkatkan kualitas manusia melalui proses pembelajaran.
Multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural selain geografis yang begitu beragam dan luas.
Dr Ni Made Ras Amanda Gelgel menambahkan pluralisme atau sebuah kerangka di mana ada interaksi beberapa kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain.
"Suatu kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau pembauran (pembiasan)," katanya.
Indonesia tidak dirancang untuk melindungi minoritas, dan juga tidak melindungi mayoritas, namun untuk melindungi setiap warga negara dan setiap anak bangsa!.
Dengan demikian Indonesia bukan milik sesuatu golongan, sesuatu agama, suku, golongan adat-istiadat, namun milik semua masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, ujar Ni Made Ras Amanda Gelgel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014