Denpasar (Antara Bali) - Seniman Bali sejak lama memainkan peranan penting dalam diplomasi kebudayaan dan promosi pariwisata, sehingga mampu mengantarkan Pulau Dewata kini dikenal secara meluas di mancanegara, sekaligus menarik perhatian para turis.

Dosen Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana, Prof I Nyoman Darma Putra menyampaikan hal itu pada peluncuran buku I Wayan Beratha; Seniman Bali Kelas Dunia di Fakultas Sastra dan Budaya, Denpasar, Senin.

Buku tersebut diluncurkan oleh Wali Kota Denpasar, IB Rai Darmawijaya Mantra, dimeriahkan tari-tarian yang tabuh dan diciptakan I Wayan Beratha serta pembacaan puisi bertema sosok kesenimanan Wayan Beratha (1926- Mei 2014).

Selaku editor buku tersebut, Darma Putra menjelaskan bahwa sejak zaman kolonial, tim kesenian Bali sudah berbulan-bulan pentas di luar negeri seperti pada Colonial Exposition di Paris tahun 1931.

"Mereka di sana mementaskan tari dan tabuh atas nama pemerintah jajahan Belanda. Yang dipromosikan adalah seni budaya sekaligus daya tarik wisata budaya Bali," ujar Darma.

"Kalau Bali sekarang populer di mata wisatawan dunia, para seniman pada masa lalulah yang mempromosikan seni budaya Bali," tambah Darma, yang juga penulis buku "A Literary Mirror; Balinesereflections on modernity and identity in the twentieth century (KITLV Press2011)".

Sesudah kemerdekaan, seniman Bali sering mengadakan lawatan ke luar negeri seperti Inggris, Amerika, dan Tiongkok, baik karena undangan impresarioasing maupun karena utusan pemerintah Indonesia.

Tahun 1956, seniman WayanBeratha memimpin tim kesenian Bali untuk pentas selama tiga bulan di Tiongkok. Dalam satu acara, Wayan Beratha dan timnya pentas di depan pemimpin Tiongkok Mao TjeTung dan Presiden Sukarno, ujar Darma.

Kelas dunia menurut Darma Putra, sosok I Wayan Beratha adalah seniman Bali kelas dunia. Dalam rentang waktu 1956-1999, dia dan tim keseniannya sering ke luar negeri mungkin sampai 100 kali, mengunjungi lebih dari 35 negara.

Selain ke Tiongkok selama tiga bulan, kunjungan pentas ke Amerika berlangsung enam bulan yakni ketika mengisi acara di New York World`s Fairs.

"Ketika enam bulan di New York, Beratha sempat menciptakan tabuh Gesuri (genta suara revolusi), yang menjadi tabuh legendaris manis sampai sekarang," ujar Darma.

Beratha menciptakan puluhan tabuh dan beberapa tarian yangsampai kini dimainkan oleh kelompok karawitan di Pulau Dewata dan juga di luar negeri.

"Di berbagai kota dunia terdapat banyak kelompok gamelan Bali, mereka aktif pentas dan saat itu tabuh ciptaan Beratha biasanya dipilih untuk dimainkan," ujar Darma memperkuat alasan Beratha seniman kelas dunia.

Bahkan, menurut Darma Putra, murid-murid karawitan Beratha kini banyak yang menetap di luar negeri menjadi guru gamelan Bali, seperti Ketut Gede Asnawa di Amerika.

"Sebelum melawat ke luar negeri, Beratha dan kelompok karawitannya sudah biasa menabuh di ruang internasional di Bali seperti Hotel Bali di Denpasar, menyajikan pertunjukkan untuk turis asing," ujar Darma.

Beratha juga sering diundang tampil di Istana Negara Jakarta dan Tampaksiring, menghibur tamu negara, dalam suasana global-internasional. Tahun 1962, Beratha memimpin penari Bali mementaskan Tari Pendet 1000 untuk pembukaan Asian Games di Gelora Bung Karno Jakarta.

"Asian Games adalah global space," ujar Darma. Buku Seniman Bali Kelas Dunia berisi biografi Wayan Beratha dan testimony dari mantan murid dan seniman budayawan Bali dan sarjana etnomusikologi dari luar negeri, seperti Prof Mchael Tenzer, etnomusikolog Amerika yang aktif dalam Seka Gong Sekar Jaya (Amerika).

Buku yang penelitian dan penerbitannya didanai Pemkot Denpasar itu juga memuat foto-foto lawatan kelompok karawaitan Bali ke berbagai negara seperti Tiongkok, New York, India, Iran, Kanada, Jepang, dan Jerman.

Di Bali sendiri, almarhum I Wayan Beratha (1926-2014) dikenal sebagai penabuh, pelatih tabuh dan tari, serta pencipta puluhan gending.

Dia menjadi guru di Konservatori Karawitan Denpasar sampai pensiun.Tahun 2012 oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dianugerahkan gelar "`Mpu Seni Karawitan, title sekelas professor dalam dunia akademik. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014