Negara (Antara Bali) - Masyarakat Kabupaten Jembrana diimbau tidak panik terkait serangan ribuan ulat, khususnya di pemukiman yang dekat pohon jati.

"Ulat ini khusus ada di pohon jati dan tidak berbahaya. Karena itu saya imbau masyarakat tidak panik, karena ini hanya merupakan siklus alam," kata Bupati I Putu Artha, saat melihat langsung serangan hama ulat tersebut, Selasa (16/12) sore.

Menurutnya, dari hasil koordinasi dengan petugas teknis dari dinas terkait. ulat kecil berwarna hitam tersebut tidak membuat gatal-gatal yang membahayakan kulit manusia.

Untuk membuktikan kepada masyarakat di Desa Candikusuma dan Batu Agung jika ulat tersebut tidak berbahaya, ia mengambil dan menaruh di telapa tangannya.

Ia mengatakan, daun jati yang dimakan ulat ini pohonnya tidak mati, karena akan tumbuh kembali setelah serangan hama ini hilang.

"Ulat jenis ini juga hanya bisa bertahan hidup beberapa hari, setelah itu mati dengan sendirinya," ujarnya.

Meski demikian, ia memerintahkan seluruh camat serta Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan mengumpulkan pemilik kebun jati, untuk diberikan sosialisasi siklus ulat jenis tersebut.

Menurutnya, karena tidak tahu, masyarakat yang dekat kebun jati menjadi khawatir dengan serangan ribuan ulat, padahal tidak berbahaya.

Camat Melaya, I Putu Eka Swarnama yang mengikuti Artha ke Desa Candikusuma mengatakan, warga membasmi ulat yang menempel maupun mendekat ke rumahnya dengan cara menyiramnya dengan oli.

"Beberapa saat setelah disiram oli, ulat-ulat itu langsung mati. Kepada masyarakat, saya sarankan menggunakan cara serupa," katanya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014