Negara (Antara Bali) - Hama ulat bulu yang meresahkan warga beberapa desa di Kabupaten Jembrana, karena hingga masuk ke dalam rumah mulai reda.

"Serangkan ulat bulu ini tidak akan berlanjut, karena merupakan siklus musiman. Ulat bulu ini berasal dari pohon jati, sehingga rumah warga yang dekat pohon tersebut akan terdampak karena jumlahnya cukup besar," kata Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Holtikultura (BPTPH), Provinsi Bali, I Nengah Swela, saat mengecek ulat tersebut di beberapa wilayah, Senin.

Meredanya serangan ulat bulu juga disampaikan Kepala Seksi Pertanian, Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Jembrana, I Wayan Suma Juniarta yang mendampingi Swela.

Ia mengatakan, meredanya hama ulat bulu ini, setelah warga menyemprotkan insektisida maupun bensin dicampur solar bersama petugas.

"Seluruh rumah warga yang terdampak hama ulat bulu ini, adalah rumah yang di dekatnya ada kebun jati. Tapi sekarang sudah terkendali," katanya.

Selain karena dibasmi dengan semprotan tersebut, menurutnya, setelah beberapa hari ulat bulu tersebut mulai menjadi kepompong sehingga dengan cepat jumlahnya menurun.

Ia mengungkapkan, ulat jenis ini biasanya muncul setiap awal musim hujan, khusus di pohon jati karena makanan mereka adalah daun-daun muda pohon tersebut.

"Daun jati muda akan tumbuh saat musim hujan. Itu merupakan makanan utama ulat ini. Setelah daunnya habis, mereka akan turun dan menjadi kepompong," ujarnya.

Karena hanya memakan daun jati muda, ia yakin, ulat bulu ini tidak akan berpindah ke pohon lainnya, sehingga susah diberantas.

Sebelumnya warga di Desa Tegalbadeng Timur, Kelurahan Baler Bale Agung, Lelateng dan Pendem resah karena ribuan ulat bulu berkeliaran yang beberapa diantaranya masuk ke dalam rumah.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014