Badung (Antara Bali) - Kerajinan batu akik yang dibuat para perajin di Bali terutama jenis batu shappire dan merah delima (ruby) banyak diburu wisatawan nusantara dan mancanegara yang sedang berkunjung ke daerah wisata tersebut.

"Batu akik memiliki banyak jenis, keunikan dan mitos yang dipercaya memiliki roh dan kekuatan tertentu," ujar Nyoman Raditya, seorang perajin batu akik di kawasan Kerobokan-Badung, Bali, Selasa.

Ia menjelaskan, batu akik merupakan warisan budaya yang turun temurun dari para leluhur yang memiliki daya tarik tersendiri, sehingga bila digunakan sbagai batu cincin, bross dan pemanis perhiasan diyakini bisa menjadi jimat (pemanis), assesoris maupun sebagai koleksi.

Menurut dia, batu akik cukup beragam dan bervariasi dari nama, bentuk dan ukuran dan untuk mendapatkan batu akik bukanlah hal yang sulit, banyak toko-toko perhiasan yang menjualnya.

"Seperti halnya batu shappire dan batu ruby (Merah Delima) yang kebanyakan orang membeli untuk perhiasan dan untuk koleksi saja. Tapi biasanya untuk memiliki barang yang asli dan berkualitas perlu bersabar dan teliti, karena banyak barang tiruannya," ujarnya.

Ia menjelaskan, biasanya para perajin sekaligus pedagang batu mendapatkan batu-batu ini dari produsen batu yang di Pulau Jawa dan di beberapa kota lainnya dengan modal berkisar Rp300.000 hingga ratusan juta rupiah per buah dan dijual kembali dengan harga yang bervariasi.

Menurut dia, harga jual batu dilihat dari tekstur warna, ukuran, kejelasan atau keakuratan, umur dan jenis, maupun perawatan batu itu sendiri. Dari patokan itu baru bisa diambil harga jualnya, seperti shappire biasanya dijual dengan harga Rp500.000 hingga tak terbatas.

Batu akik untuk jenis ruby atau biasa disebut merah delima, para pengrajin sekaligus pedagang yang biasanya mendapatkan pasokan dari Jawa ataupun Kalimantan, yang biasanya dijual dengan harga Rp5.000.000 hingga ratusan juta, karena memiliki keistimewaan tersendiri. Diantaraya sebagai perhiasan yang memiliki nilai beli dan jual yang tinggi.

Iwan Yulianto, pedagang dan pengepul batu dari Jawa, menjelaskan untuk beberapa jenis batu akik memiliki arti atau makna tersendiri, seperti halnya batu es atau kristal memiliki karakter menambah ketenangan hati, Batu Sulaiman untuk ketentraman batin, menambah kewibawaan dan keagunggan.

Para wisatawan mancanegara banyak menyukai batu yang memiliki nilai budaya tinggi seperti batu sulaiman, batu merah siam, batu pirus. Merekapun tak segan-segan mengeluarkan biaya yang terbilang bukan sedikit untum memiliki batu bertuah itu.

Iwan pun tak memasang harga yang main-main pula, karena untuk mendapatkan batu akik bertuah, harus menggunakan syarat-syarat yang beragam.

Ia menjelaskan, untuk satu unit batu saja harus mengeluarkan modal yang berkisar Rp4.500.000 hingga Rp6.000.000 per unit, dan biasnya dijual kembali seharga Rp10.000.000 per unit, itupun tergantung bagus tidaknya batu tersebut.

Seperti halnya batu kol buntet yang biasa digunakan untuk penangkal santet dijual dengan harga Rp15.000.000 untuk tiap unitnya harga batu dipengaruhi umur batu dan makna atau kegunaannya. Umur batu dapat dilihat dari warna tingak kejelasan, ukuran, dan jenis batu tersebut. "UJar Iwan". (MFD)

Pewarta:

Editor : Mayolus Fajar Dwiyanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014