Sejak abad XII, Tiongkok-Indonesia, khususnya Bali, telah menjalin hubungan kerja sama, bahkan sisa-sisa hubungan akrab itu hingga sekarang masih berbekas di Pulau Dewata.

Saksi bisu dari hubungan yang akrab dan harmonis dua negara itu antara lain dalam bentuk pementasan kesenian, tempat suci maupun arsitektur bangunan yang bercirikan khas negeri Tirai Bambu itu.

Bahkan, penggunaan uang Tiongkok (pis bolong) dalam berbagai ritual keagamaan bagi umat Hindu di Pulau Dewata hingga sekarang masih berlaku.

Akulturasi seni budaya negara itu dengan seni budaya Bali terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat yang dapat memperkokoh serta memperkuat kehidupan seni budaya Bali yang diwarisi secara turun temurun.

Akulturasi seni budaya Tiongkok dengan seni budaya Bali menyangkut berbagai aspek kehidupan, namun sulit dibayangkan prosesnya karena sudah terjadi beberapa abad yang silam.

Akulturasi itu antara lain menyangkut proses berkesenian dan berbudaya masyarakat yang dapat dibuktikan antara lain dalam tari baris China, Patra China, barong landung dan penggunaan uang kepeng (pis bolong) untuk perlengkapan berbagai ritual dan adat di Bali.

Peradaban bangsa Tiongkok sebelum masehi lebih tinggi dari masyarakat Bali, sehingga secara hipotesis, masyarakat yang peradabannya lebih rendah akan mengadaptasi ilmu pengetahuan maupun teknologi dari negara berperadaban lebih tinggi.

Untuk itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan citra pariwisata Pulau Dewata dapat lebih membaik dalam pandangan masyarakat

Tiongkok menyusul rencana dibukanya kantor konsulat Negeri Tirai Bambu itu di Pulau Bali.

Konsulat Jenderal Tiongkok akan dibuka di Bali yang dijadwalkan diresmikan pada 8 Desember 2014 dengan harapan dapat menjadi jembatan kerja sama yang baik antara Indonesia, khususnya Bali dengan Negeri Tirai Bambu itu.

Konsul Jenderal Tiongkok untuk Bali, Hu YinQuan, saat beraudiensi dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika sangat berharap adanya kerja sama yang dibangun Tiongkok dengan Bali dapat memberikan manfaat dan menguntungkan kedua belah pihak.

Ia mengharapkan segala permasalahan yang muncul dapat diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan ketegangan.

Jembatan Kemudahan

Rencana dibukanya Kantor Konsulat Jenderal Tiongkok di Pulau Dewata itu mendapat apresiasi dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Upaya tersebut dapat menjadi jembatan kerja sama yang baik antara kedua negara, khususnya lagi antara Bali dan Tiongkok, untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat Tiongkok dalam menikmati liburan ke Bali.

Arus perjalanan warga Tiongkok ke Bali untuk berliburan sekaligus menikmati panorama alam Pulau Dewata mengalami peningkatan yang signifikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat wisatawan asal Tiongkok yang berkunjung ke Bali sebanyak 498.803 orang selama sepuluh bulan periode Januari-Oktober 2014, meningkat 51,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 329.425 orang.

Tiongkok menempati urutan kedua setelah Australia dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Pulau Dewata yang mampu memberikan kontribusi sebesar 15,98 persen dari total wisman ke Bali sebanyak 3,12 juta orang.

Kunjungan wisatawan asal Tiongkok itu dalam tahun 2015 diprediksi akan lebih banyak lagi sehingga dinilai penting membuka Kantor Konsulat Jenderal Tiongkok di Pulau Dewata untuk memberikan pelayanan yang baik.

Seorang pengamat dan praktisi pariwisata Bali Tjok Agung mengatakan sesuai laporan Badan Pariwisata Dunia UNWTO (United Nation World Tourism Organization) tahun 2013 menunjukkan, pengeluaran wisatawan asal Tiongkok adalah yang paling besar dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Pada tahun 2012 misalnya, pengeluaran wisatawan asal Tiongkok mencapai 102 miliar dolar AS atau meningkat hingga 37 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dan angka itu melebihi pengeluaran negara lainnya.

Jerman kala itu dengan pengeluaran sebesar 84 miliar dolar per tahun dan Amerika Serikat dengan pengeluaran sebesar 83 miliar dolar. Tinggi pengeluaran wisman asal Tiongkok didukung dengan banyaknya jumlah penduduk negeri itu yang tercatat 1,35 miliar jiwa.

Turis Tiongkok yang datang ke Pulau Dewata melaju terus bahkan bisa melampaui Australia yang saat ini masih berada di urutan teratas, dengan melangkahi Jepang yang selama ini berada di urutan atas tapi melorot menjadi peringkat empat setelah Australia, Tiongkok dan Malaysia.

Tjok Agung menjelaskan, selain turis Tiongkok, masyarakat internasional secara keseluruhan juga bertambah yang melakukan perjalanan wisata ke Bali, tentu ada beberapa faktor mengapa kedatangan turis asing yang langsung ke sini bertambah terus.

Faktor utama adalah pembangunan infrastruktur di berbagai lokasi mulai berfungsi seperti jalan Tol Bali Mandara, sehingga kemacetan lalu lintas dan polusi berkurang.

Selain itu berhasilnya pelaksanaan pertemuan pemimpin dunia dalam APEC 2013, dan hal itu memberikan dampak positif pada pertumbuhan kunjungan wisman ke Bali.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya ada informasi peningkatan pendapatan turis asal Australia memberikan kesempatan lebih besar untuk berwisata ke Pulau Dewata. Demikian juga kondisi perekonomian Asia mampu meningkatkan jumlah wisman ke Bali.

Dengan mulai dioperasikannya jalan tol Bali Mandara sejak September 2013 setelah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentu memberikan dampak positif terhadap dunia kepariwisataan daerah ini.

Pembangunan infrastruktur di berbagai lokasi akan memberikan kenyamanan kepada masyarakat internasional yang mengaku hampir 95 persen yang melakukan perjalanan wisata ke Bali datang hanya untuk berlibur selama 4-7 hari.

Dunia pariwisata Bali memang tidak mulus begitu saja, dalam meraih kepercayaan masyarakat internasional dalam dunia pariwisata, tetapi banyak menerima tantangan terutama dari negara pesaing yang juga menginginkan meraih dolar dari sektor perpelancongan masyarakat dunia.

Oleh sebab itu, kegiatan promosi tentang seni budaya maupun keindahan alam Pulau Dewata harus tetap digencarkan ke mancanegara, selain pelayanan menjadi komponen pariwisata Bali yang tetap perlu ditingkatkan. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014