Singaraja (Antara Bali) - Bentrok fisik antarwarga Banjar Kauman dengan Banjar Pala, Desa Pengastulan, Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Minggu, mengakibatkan sejumlah warga luka-luka dan puluhan rumah mengalami kerusakan.

Korban luka-luka dan puluhan rumah tinggal tersebut rusak setelah terkena timpukan benda keras dari dua kelompok warga yang "berperang" dengan saling lempar batu, demikian ANTARA melaporkan dari Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, wilayah utara Bali.

Kepala Desa Pengastulan Ketut Yasa mengatakan, peristiwa bentrok antarwarga dari dua dusun atau banjar berbeda itu, terjadi pada Minggu dinihari hingga mengakibatkan puluhan rumah mengalami kerusakan setelah terkena lemparan batu dan benda keras lainnya.

Ketut Yasa belum dapat menyebutkan jumlah bangunan yang rusak secara pasti, sehubungan situasinya belum dimungkinkan untuk dilakukan pendataan yang lebih rinci.

Sementara Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Pores Buleleng Kompol IB Wedana Jati yang dihubungi terpisah, mengaku belum dapat menjelaskan secara pasti mengenai penyebab timbulnya bentrok fisik antarwarga berlainnan banjar tersebut, karena masih dalam penyelidikan.

Informasi yang diperoleh di lapangan, kejadian tersebut bermula dari adanya perkelahian antara pemuda dari Banjar Pala dengan warga dari Banjar Pauman.

Perkelahian yang muncul di arena konser musik di Lapangan Seririt, Sabtu malam itu, disusul dengan adanya dua kelompok pemuda yang datang saling serang dengan lemparan batu di lokasi kejadian sekitar satu kilometer ke arah timur arena konser.

Kompol Wedana mengatakan, berdasarkan data sementara, tercatat lima warga yang mengalami luka dari kasus bentrokan antarwarga dua banjar di Desa Pengastulan itu.

Kejadian yang muncul setelah lewat tengah malam itu baru bisa dikendalikan petugas sekitar pukul 04.30 Wita oleh Pasukan Dalmas Polres Buleleng yang diturunkan ke lokasi bentrokan.

Wedana membenarkan bahwa bentrok fisik antarwarga banjar tersebut berawal dari adanya dua pemuda yang berkelahi di arena pertunjukan musik di Lapangan Seririt.

Dari informasi awal disebutkan bahwa di arena pertunjukan itu muncul aksi saling lempar suatu benda hingga berbuntut dengan munculnya perkelahian dua pemuda yang masing-masing berasal dari Banjar Kauman dan Pala.

Dari perkelahian yang muncul di Lapangan Seririt kemudian berlanjut dengan aksi penghadangan usai berlangsungnya pertunjukan musik, hingga aksi saling kejar-mengejar antarpemuda dari dua banjar yang berbeda itu.

Kejar-kejaran antarpemuda itu akhirnya memancing emosi warga, termasuk para orang tua dari kedua dusun hingga kemudian muncul peristiwa aksi saling lempar batu hingga mengakibatkan puluhan rumah sepanjang radius 50 meter di daerah perbatasan antara Banjar Kauman dengan Banjar Pala mengalami kerusakan.

Kepala Badan Keselamatan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Nengah Widiana Santosa ketika dikonfirmasi di tempat kejadian mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan terhadap sejumlah rumah warga yang rusak serta angka kerugian yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.

Widiana menyebutkan, pihaknya akan segera mempertemukan kedua  tokoh banjar yang terlibat konflik guna dilakukan rekonsiliasi, sehingga kasus tersebut tidak menjadi berkelanjutan.

"Tadi malam kami beserta para tokoh Muspida Kabupaten Buleleng sudah melakukan pertemuan untuk membahas akar permasalah terjadinya bentrok warga. Mediasi juga akan kami lakukan, rencananya pada Minggu (29/8) siang ini di Markas Posek Seririt," ucap Widiana menambahkan.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010