Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Jaya Susila mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak jenis premium maupun solar belum berdampak secara signifikan terhadap perekonomian dan kepariwisataan.

"Dampak kenaikan BBM terhadap pariwisata di Bali belum terlihat secara signifikan," ujar Jaya Susila, di Denpasar, Jumat.

Namun, dampak kenaikan BBM akan dirasakan selama enam bulan ke depan bagi oleh paraa pengusaha hotel dan agen perjalanan di Pulau Dewata.l

"Yang ditakutkan akibat kenaikan BBM itu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Bali menurun," ujarnya.

Ia menambahkan dampak kenaikan BBM baru dirasakan ketika tidak adanya pengurangan pajak bagi pengusaha hotel dan agen perjalanan disektor pariwisata yang memiliki karyawan banyak yang harus menggaji karyawannya dengan upah yang sesuai. Namun, tidak ada timbal balik dengan pengurangan biaya pajak itu.

Untuk itu, perlu adanya kebijakan dari pemerintah terkait pengurangan biaya pajak bagi hotel dan agen perjalanan sehingga mampu menekan inflasi dan mencegah penurunan ekonomi khususnya di bidang pariwisata.

"Apabila biaya pajak dikurangi, maka baru bisa dirasakan bagi pengusaha yang bergerak disektor pariwisata dan berimbas kepada kesejahteraan pegawai tersebut," ujarnya.

Untuk itu, dengan adanya pengurangan biaya pajak disektor pariwisata, lanjut dia, produktifitas ekonomi pariwisata di Bali akan tumbuh dan berkembang.

Ia menuturkan untuk biaya pajak hotel dan sektor pariwisata lainnya yang sebelumnya 10 persen diharapkan berkurang menjadi 7,5 persen.

" Meskipun saat ini keluhan dari pengusaha dan pekerja sektor pariwisata belum ada, namun dengan adanya upaya itu dapat mengurangi beban ekonomi masyarakat," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014