Jakarta (Antara Bali ) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana
Merdeka, Jakarta, Rabu pagi, menerima kunjungan kehormatan delegasi
Dewan Presiden Uni Eropa yang dipimpin oleh Herman van Rompuy guna
membahas isu investasi.
"Biasa kan pertemuan seperti ini selalu bicara mengenai investasi karena bagaimanapun Uni Eropa adalah nomor dua setelah Jepang, untuk itu kita harus memelihara hubungan karena investasinya bisa bertambah," kata Presiden Jokowi mengenai pertemuan tersebut.
Menurut Presiden, dalam pertemuan tersebut secara lebih spesifik dibahas mengenai hambatan pengiriman barang dari Indonesia menuju Uni Eropa.
Ia mengaku telah meminta agar Uni Eropa dapat melakukan sesuatu untuk membantu aliran barang dari Indonesia.
"Karena sawit itu bukan hanya miliknya perusahaan besar, 45 persennya itu milik petani, sehingga itu perlu dicarikan jalan ke luar," ujarnya.
Presiden mengatakan pihak Uni Eropa menerima dengan baik permintaan tersebut namun ia menilai perlu terus ditindaklanjuti untuk memastikan ada solusi terkait masalah tersebut.
Sejak dilantik pada 20 Oktober 2014, Presiden Jokowi memang aktif meningkatkan investasi di Indonesia terutama investasi di bidang infrastruktur yang menurutnya Indonesia sudah tertinggal.
Pekan lalu dalam lawatannya ke Tiongkok, Myanmar dan Australia, ia juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala pemerintahan negara sahabat khusus untuk membahas peluang investasi di Indonesia.
Dalam forum-forum internasional itu Presiden menyampaikan rencana Indonesia untuk membangun 24 pelabuhan, jalur kereta api dan pembangkit listrik.
Turut mendampingi Presiden Jokowi yang mengenakan batik coklat hitam lengan panjang pagi itu antara lain Menlu Retno LP Marsudi dan Mendag Rahmat Gobel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Biasa kan pertemuan seperti ini selalu bicara mengenai investasi karena bagaimanapun Uni Eropa adalah nomor dua setelah Jepang, untuk itu kita harus memelihara hubungan karena investasinya bisa bertambah," kata Presiden Jokowi mengenai pertemuan tersebut.
Menurut Presiden, dalam pertemuan tersebut secara lebih spesifik dibahas mengenai hambatan pengiriman barang dari Indonesia menuju Uni Eropa.
Ia mengaku telah meminta agar Uni Eropa dapat melakukan sesuatu untuk membantu aliran barang dari Indonesia.
"Karena sawit itu bukan hanya miliknya perusahaan besar, 45 persennya itu milik petani, sehingga itu perlu dicarikan jalan ke luar," ujarnya.
Presiden mengatakan pihak Uni Eropa menerima dengan baik permintaan tersebut namun ia menilai perlu terus ditindaklanjuti untuk memastikan ada solusi terkait masalah tersebut.
Sejak dilantik pada 20 Oktober 2014, Presiden Jokowi memang aktif meningkatkan investasi di Indonesia terutama investasi di bidang infrastruktur yang menurutnya Indonesia sudah tertinggal.
Pekan lalu dalam lawatannya ke Tiongkok, Myanmar dan Australia, ia juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala pemerintahan negara sahabat khusus untuk membahas peluang investasi di Indonesia.
Dalam forum-forum internasional itu Presiden menyampaikan rencana Indonesia untuk membangun 24 pelabuhan, jalur kereta api dan pembangkit listrik.
Turut mendampingi Presiden Jokowi yang mengenakan batik coklat hitam lengan panjang pagi itu antara lain Menlu Retno LP Marsudi dan Mendag Rahmat Gobel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014