Denpasar (Antara Bali) - I Made Putra (12), siswa sekolah dasar yang tinggal di Banjar Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Denpasar karena digigit anjing rabies dua bulan lalu.
"Dari gejala-gejala yang dialami menunjukkan korban positif rabies. Saat tiba di sini, kondisinya sudah kritis dan mengalami gejala klinis rabies," ujar Sekretaris Tim Penanggulangan Rabies RS Sanglah dr IGB Ken Wirasndhi di Denpasar, Kamis.
Berdasar data di RS Sanglah, korban dilarikan ke rumah sakit pada pukul 03.00 Wita dan langsung dirawat di sal Nusa Indah. Korban merupakan pasien rujukan dari RSUD Karangasem setelah kondisinya semakin parah.
"Saat tiba di sini, kondisinya sudah kritis dan mengalami gejala klinis rabies akhirnya meninggal dunia tadi pagi pukul 09.45 Wita," ujar dr Ken.
Dikatakan dia, bocah itu setelah masuk rumah sakit menunjukkan perangai liar, mengamuk, bahkan ingin menggigit orang di sekitarnya.
Tanda-tanda tersebut, lanjut dia, sebagaimana terjadi pada pasien rabies akut lainnya. Selain itu, korban juga sangat gelisah dan air liurnya menetes terus.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Putra memiliki riwayat digigit anjing sekitar dua bulan silam. "Hanya saja sejak digigit lukanya tidak dibersihkan dan mendapat perawatan maksimal," kata dia.
Bahkan dari pemeriksaan seksama terhadap korban saat menjalani perawatan tidak ditemukan adanya riwayat pernah mendapat suntikan virus anti rabies VAR.
Berdasar data pasien dari Kabupaten Karangasem maupun beberapa daerah lainnya setelah digigit anjing terduga rabies harus dilarikan ke RS Sanglah hanya untuk mendapatkan suntikan VAR, karena di daerah stok VAR kerap habis.
Luka gigitan Putra sambung Wirasandhi ternyata tidak hanya satu namun mengalami luka yang lebih dari satu yakni pada kaki, tangan, dan punggungnya.
Hal ini menunjukkan bahwa anjing yang menggigit korban sangat liar dan ganas serta positif rabies. Disebutkan dia sejak November 2008 hingga kini tercatat 104 pasien suspect rabies ditangani RS Sanglah.
Lebih dari setengah atau atau 62 pasien akhirnya meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies. "Biasanya, pasien suspect rabies yang mengalami gejala klinis tidak sampai satu hari setelah dirawat akhirnya meninggal dunia," tandasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Dari gejala-gejala yang dialami menunjukkan korban positif rabies. Saat tiba di sini, kondisinya sudah kritis dan mengalami gejala klinis rabies," ujar Sekretaris Tim Penanggulangan Rabies RS Sanglah dr IGB Ken Wirasndhi di Denpasar, Kamis.
Berdasar data di RS Sanglah, korban dilarikan ke rumah sakit pada pukul 03.00 Wita dan langsung dirawat di sal Nusa Indah. Korban merupakan pasien rujukan dari RSUD Karangasem setelah kondisinya semakin parah.
"Saat tiba di sini, kondisinya sudah kritis dan mengalami gejala klinis rabies akhirnya meninggal dunia tadi pagi pukul 09.45 Wita," ujar dr Ken.
Dikatakan dia, bocah itu setelah masuk rumah sakit menunjukkan perangai liar, mengamuk, bahkan ingin menggigit orang di sekitarnya.
Tanda-tanda tersebut, lanjut dia, sebagaimana terjadi pada pasien rabies akut lainnya. Selain itu, korban juga sangat gelisah dan air liurnya menetes terus.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Putra memiliki riwayat digigit anjing sekitar dua bulan silam. "Hanya saja sejak digigit lukanya tidak dibersihkan dan mendapat perawatan maksimal," kata dia.
Bahkan dari pemeriksaan seksama terhadap korban saat menjalani perawatan tidak ditemukan adanya riwayat pernah mendapat suntikan virus anti rabies VAR.
Berdasar data pasien dari Kabupaten Karangasem maupun beberapa daerah lainnya setelah digigit anjing terduga rabies harus dilarikan ke RS Sanglah hanya untuk mendapatkan suntikan VAR, karena di daerah stok VAR kerap habis.
Luka gigitan Putra sambung Wirasandhi ternyata tidak hanya satu namun mengalami luka yang lebih dari satu yakni pada kaki, tangan, dan punggungnya.
Hal ini menunjukkan bahwa anjing yang menggigit korban sangat liar dan ganas serta positif rabies. Disebutkan dia sejak November 2008 hingga kini tercatat 104 pasien suspect rabies ditangani RS Sanglah.
Lebih dari setengah atau atau 62 pasien akhirnya meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies. "Biasanya, pasien suspect rabies yang mengalami gejala klinis tidak sampai satu hari setelah dirawat akhirnya meninggal dunia," tandasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010