Tabanan (Antara Bali) -Beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat di pasaran Kabupaten Tabanan, Bali beberapa hari belakangan ini harganya naik, diduga dipicu akibat musim kemarau panjang, sehingga sawah-sawah tidak bisa menghasilkan padi.
Hasil pantauan di pasar Tabanan, Senin, menunjukkan harga beras di tingkat pedagang eceran merangkak naik, mencapai 500 hingga 1.500 per kilogramnya.
Kenaikan harga beras terjadi sejak seminggu yang lalu. Jika di hari biasa, harga eceran untuk beras kualitas premium dikisaran Rp8.500 per kilogram, namun saat ini dijual di kisaran Rp9.000/kg
Salah seorang pedagang beras Nyoman Adnyana menjelaskan, kenaikan serupa juga terjadi pada eceran beras kualitas super yang semula Rp9.500 perkilogram kini dijual menjadi Rp10.000-Rp10.500 per kilogram.
Kenaikan harga terjadi lantaran berkurangnya produksi petani, akibat musim kemarau panjang.
"Di sisi lain, kenaikan ini praktis membuat penjualan tingkat pedagang eceran menurun, lantaran minimnya daya beli masyarakat," katanya.
Pedagang beras lainnya Muliono membenarkan, musim kemarau panjang yang hingga kini terjadi, membuat produksi pertanian terus merosot.
Situasi itu diprediksi akan semakin parah, dengan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Hasil pantauan di pasar Tabanan, Senin, menunjukkan harga beras di tingkat pedagang eceran merangkak naik, mencapai 500 hingga 1.500 per kilogramnya.
Kenaikan harga beras terjadi sejak seminggu yang lalu. Jika di hari biasa, harga eceran untuk beras kualitas premium dikisaran Rp8.500 per kilogram, namun saat ini dijual di kisaran Rp9.000/kg
Salah seorang pedagang beras Nyoman Adnyana menjelaskan, kenaikan serupa juga terjadi pada eceran beras kualitas super yang semula Rp9.500 perkilogram kini dijual menjadi Rp10.000-Rp10.500 per kilogram.
Kenaikan harga terjadi lantaran berkurangnya produksi petani, akibat musim kemarau panjang.
"Di sisi lain, kenaikan ini praktis membuat penjualan tingkat pedagang eceran menurun, lantaran minimnya daya beli masyarakat," katanya.
Pedagang beras lainnya Muliono membenarkan, musim kemarau panjang yang hingga kini terjadi, membuat produksi pertanian terus merosot.
Situasi itu diprediksi akan semakin parah, dengan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014