Denpasar (Antara Bali)- Pengusaha perhiasan dari luar negeri selain membawa rancangan juga termasuk bahan baku berupa perak, permata dan sebagainya sedangkan perajin di Bali hanya mengerjakannya saja.

Made Muliarta, seorang pengusaha perhiasan perak di Gianyar Sabtu mengatakan, perajin Bali lainnya juga banyak yang mengimpor mutiara, batu permata dan logam mulia impor untuk bahan baku perhiasan.

Setelah menjadi barang bernilai seni kemudian diekspor kembali untuk memenuhi permintaan konsumen mancanegara, yang sebelumnya telah memberikan bahan dan desain.

Ia dan pengusaha Bali lainnya mengimpor bahan baku perhiasan dalam jumlah yang disesuaikan dengan pesanan yang dilakukan mitra bisnisnya dari luar negeri, yang nantinya hampir sepenuhnya untuk matadagangan ekspor.

Impor perhiasan berupa yang imitasi sebagian besar didatangkan dari Tiongkok dengan harga yang umumnya lebih murah, dan barang ini untuk memenuhi keperluan konsumen dalam negeri, karena disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat.

Made Muliarta menambahkan, permata bahan baku perhiasan untuk ekspor kembali didatangkan dari Thailand, Eropa dan sebagainya, tetapi perhiasan berbahan baku perak yang dipadukan dengan emas banyak menggunakan batu permata dalam negeri.

Permata dalam negeri juga disenangi konsumen luar negeri apalagi turis yang membeli lansung senang memiliki cincin yang berisi permata yang memiliki nilai kekuatan magis, dan ada orang asing yang percaya hal itu dan mau mencobanya, kata dia.

Permata tersebut biasanya merupakan batu lokal yang didatangkan dari Kalimantan dan Sumatera. Banyak juga turis asing mencoba membeli untuk dimilikinya berupa cincin atau gelang yang diisi dengan batu permata bertuah, kata Muliarta.

Impor permata untuk bahan baku perhianan yang diekspor kembali, hal itu dapat dilihat dari catatan Biro Pusat Statistik Bali, menyebutkan nilai pembelian perhiasan dan permata selama September 2014 hanya seharga 1,1 juta dolar AS.

Sedangkan nilai ekspor mata dagangan yang sejenis dari Bali seharga 5,6 juta dolar selama September 2014, angka itu naik hingga 16,54 persen jika dibandingkan bulan yang sama 2013 yang hanya seharga 5 juta dolar.

Dari ekspor perhiasan Bali sebanyak itu masing-masing 50 persen diperdagangan ke Singapura dan Hongkong, menyusul konsumen Australia sekitar 15,59 persen dan barang yang bermuatan budaya lokal tersebut dijual kembali setelah di negerinya. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014