Jayapura (Antara Bali) - Tas rajutan asal Papua atau Noken yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada 4 Desember 2012 sebagai salah satu warisan budaya diusulkan menjadi cinderamata untuk pelaksanaan PON 20 pada 2020 di provinsi paling timur Indonesia.
"Noken sangat layak menjadi salah satu oleh-oleh, cinderamata atau souvenir pada pelaksanaan PON 20 nanti di Papua," kata salah satu pemerhati budaya Papua, Yakomina Rumbiak di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Yakomina yang juga tergabung dengan sekelompok mama-mama Papua pembuat noken di Kota Jayapura mengatakan, sudah seharusnya noken dijadikan sebagai cinderamata asal Papua atau sebagai salah satu tas resmi saat pelaksanaan PON 20 nanti.
"Noken itu bukan saja memiliki nilai budaya, tetapi juga memiliki nilai sosial, ekonomi dan pemersatu bangsa. Noken oleh orang Papua dimanfaatkan untuk menyimpan, mengisi dan mengangkut banyak hal mulai dari pakaian, balita, hasil kebun dan juga bisa dimanfaatkan untuk apa saja," katanya.
Karena jika para tamu, turis dan atlet PON 20 di Papua menggunakan noken, maka secara tidak langsung telah mensosialisasikan budaya orang Papua ke khalayak luas dan noken akan lestari hingga anak cucu.
Untuk itu, kata mantan Kepala Museum Negeri Papua itu, mulai dari sekarang pihak eksekutif dan legislatif di kabupaten/kota atau Provinsi Papua harus segera membuat Perda untuk perlindungan dan pelestariannya.
"Misalnya noken hanya bisa dibuat oleh mama-mama Papua (orang Papua), pemasarannya juga harus lewat sanggar atau tempat penjualan milik orang Papua sehingga manfaat ekonominya bisa langsung dirasakan," katanya.
Senada itu, Titus Pekei, salah satu pencetus noken (tas rajutan) menjadi warisan budaya dunia takbenda mengusulkan agar noken menjadi salah satu cinderamata asal Papua, selain benda-benda kearifan lokal lainnya.
"Pemerintah Papua, legislatif (DPR) dan Majelis Rakyat Papua segera prioritas noken agar menjadi cinderamata seperti harapan mama-mama Papua pembuat noken," katanya.
Dengan menjadikan noken sebagai cinderamata berarti secara langsung telah memberdayakan pertumbuhan ekonomi masyarakat Papua, terutama mama-mama pembuat noken.
"Karena mama-mama Papua yang menekuni atau membuat noken akan terbantu dalam hal pemasaran, pemberdayaan ekonomi bangkit. Bangkit, mandiri dan sejahtera sesuai dengan visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Bapak Lukas Enembe dan Klemen Tinal," katanya. (i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Noken sangat layak menjadi salah satu oleh-oleh, cinderamata atau souvenir pada pelaksanaan PON 20 nanti di Papua," kata salah satu pemerhati budaya Papua, Yakomina Rumbiak di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Yakomina yang juga tergabung dengan sekelompok mama-mama Papua pembuat noken di Kota Jayapura mengatakan, sudah seharusnya noken dijadikan sebagai cinderamata asal Papua atau sebagai salah satu tas resmi saat pelaksanaan PON 20 nanti.
"Noken itu bukan saja memiliki nilai budaya, tetapi juga memiliki nilai sosial, ekonomi dan pemersatu bangsa. Noken oleh orang Papua dimanfaatkan untuk menyimpan, mengisi dan mengangkut banyak hal mulai dari pakaian, balita, hasil kebun dan juga bisa dimanfaatkan untuk apa saja," katanya.
Karena jika para tamu, turis dan atlet PON 20 di Papua menggunakan noken, maka secara tidak langsung telah mensosialisasikan budaya orang Papua ke khalayak luas dan noken akan lestari hingga anak cucu.
Untuk itu, kata mantan Kepala Museum Negeri Papua itu, mulai dari sekarang pihak eksekutif dan legislatif di kabupaten/kota atau Provinsi Papua harus segera membuat Perda untuk perlindungan dan pelestariannya.
"Misalnya noken hanya bisa dibuat oleh mama-mama Papua (orang Papua), pemasarannya juga harus lewat sanggar atau tempat penjualan milik orang Papua sehingga manfaat ekonominya bisa langsung dirasakan," katanya.
Senada itu, Titus Pekei, salah satu pencetus noken (tas rajutan) menjadi warisan budaya dunia takbenda mengusulkan agar noken menjadi salah satu cinderamata asal Papua, selain benda-benda kearifan lokal lainnya.
"Pemerintah Papua, legislatif (DPR) dan Majelis Rakyat Papua segera prioritas noken agar menjadi cinderamata seperti harapan mama-mama Papua pembuat noken," katanya.
Dengan menjadikan noken sebagai cinderamata berarti secara langsung telah memberdayakan pertumbuhan ekonomi masyarakat Papua, terutama mama-mama pembuat noken.
"Karena mama-mama Papua yang menekuni atau membuat noken akan terbantu dalam hal pemasaran, pemberdayaan ekonomi bangkit. Bangkit, mandiri dan sejahtera sesuai dengan visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Bapak Lukas Enembe dan Klemen Tinal," katanya. (i018)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014